Jakarta, 23 Februari 2023 – Salihara Jazz Buzz 2023 telah sukses digelar dari 04-11 Februari lalu. Acara ini menghadirkan tiga musisi hasil Undangan Terbuka Jazz Buzz 2023. Selain mendapatkan bantuan produksi dan akomodasi, tahun ini para musisi yang terpilih mendapat kesempatan untuk bermain bersama musisi senior seperti Adra Karim, Indra Perkasa, dan Sri Hanuraga.
Acara ini juga berhasil menarik lebih dari 300 pengunjung dalam tiga hari penyelenggaraannya. Antusiasme dalam menikmati musik jazz dengan warna baru berkonsep Pertukaran/Exchange ini pun dirasakan oleh pengunjung. Salah satunya adalah Daffa Rasendriya (Mahasiswa) yang hadir saat penampilan Filipus Cahyadi Project membawakan Odd Matters bersama Indra Perkasa,
“Ini (Salihara Jazz Buzz) merupakan pengalaman pertama yang membawa suasana baru dan oke banget! Dari flow acaranya juga rapi, on time, dan tentunya venuenya sangat mendukung jalannya pementasan.”
Euforia tidak hanya dirasakan oleh pengunjung namun juga dirasakan oleh para pemain Undangan Terbuka. Sebab, bagi para penampil, ini merupakan panggung pertama mereka tampil di Salihara. Di sini, ketiga musisi tersebut secara langsung merasakan suasana bermusik di teater yang mengusung konsep black box dengan memaksimalkan performa mereka di atas panggung dari segi suara, ruangan, tata cahaya, dan keintiman terhadap pengunjung.
Rainer James Adrian, selaku pemain saksofon dan perwakilan dari Guernica Quartet mengatakan bahwa pengalaman bermain di Salihara begitu berkesan terlebih dengan adanya konsep bermain bersama kolaborator yang dapat melakukan pertukaran (exchange) dari segi penciptaan karya,
“Sangat luar biasa dan sangat bersyukur mendapatkan pengalaman di Salihara ini. Dengan penonton yang sangat memperhatikan dan mendengarkan musik kita, kita sangat merasa dihargai dan sangat berterima kasih. Tentunya kami juga sangat berterima kasih kepada kolaborator kami, kak Adra Karim yang sudah membimbing kita dan memberikan kita banyak sekali insight yang tentunya akan kami ingat sepanjang karir bermusik kami.”
Kesan jazz lintas batas yang menjadi fokus utama Salihara Jazz Buzz sejak diusung dari 2016 ini menjadi landasan yang berkesan juga bagi Filipus Cahyadi, salah satu penampil dari grup Filipus Cahyadi Project. Menurutnya, hadirnya acara ini mendukung seniman untuk berkarya seidealisnya dan mendapat apresiasi baik dari wadah hingga fasilitas,
“Acara ini memberi kesempatan pada musisi-musisi untuk berkarya idealis dan mendapat dukungan baik dana, kebutuhan perform, promosi, serta konsep kolaborator, yg sangat membuat saya banyak belajar dr musisi senior.”
Sebelumnya, Salihara Jazz Buzz merupakan festival jazz persembahan Komunitas Salihara yang mengusung ide Jazz Sans Frontières, sebuah gagasan dan konsep musikal “lintas-batas”. Hal tersebut menjadikan Salihara Jazz Buzz sebagai salah satu acara yang paling diminati oleh pemirsa seni Komunitas Salihara. Tahun ini Salihara mantap dengan tema Pertukaran/Exchange untuk menemukan warna musik baru di industri jazz tanah air. Dari hasil Undangan Terbuka yang sudah dilakukan sejak 2022 lalu, terpilihlah tiga musisi yakni: Filipus Cahyadi Project, Guernica Quartet, dan Sandikala Ensemble yang mendapat kesempatan untuk bermain di Teater Salihara pada 04, 05, dan 11 Februari 2023 lalu.
Semangat untuk menemukan estetika baru dalam mendengarkan jazz diharapkan masih terus berkobar untuk tahun-tahun kedepannya, mengingat antusias dan respons masyarakat yang begitu baik di tiap-tiap tahun penyelenggaraan Salihara Jazz Buzz.
Para Penampil Salihara Jazz Buzz 2023
Sandikala Ensemble dengan kolaborator Sri Hanuraga (04 Februari 2023)

Foto: Witjak Widhi Cahya
Grup ini merupakan grup asal Yogyakarta dengan direktur artistik Dion Nataraja ini adalah sebuah grup dengan format yang banyak menggunakan instrumen gamelan. Dion Nataraja, komponis dan direktur artistik SE yang saat ini sedang menyelesaikan program doktoralnya di University of California, menawarkan konsep yang lebih dalam pada improvisasi gamelan dan jazz. SE tidak sekadar mencampurkan instrumen gamelan dan instrumen lain yang biasa digunakan dalam jazz, melainkan mencari titik temu yang lebih dalam misalnya mengeksplorasi konsep pathetan dalam gamelan ke improvisasi yang lebih bebas.
Filipus Cahyadi Project dengan kolaborator Indra Perkasa (05 Februari 2023)

Foto: Witjak Widhi Cahya
Merupakan grup dengan format kuintet. Sebagai direktur artistik dari FCP, Filipus Cahyadi menggunakan konsep pola hitungan ganjil di dalam komposisinya. Kuintet ini menghadirkan Restha Wirananda (piano), Arini Kumara (selo), Kuba Skowronski (flute & tenor saksofon), Ferdinand Chandra (kontrabas & elektrik bas), Filipus Cahyadi (drum)
Guernica Quartet dengan kolaborator Adra Karim

Foto: Witjak Widhi Cahya
Guernica Quartet merupakan grup yang merepresentasikan karyanya lewat pencampuran berbagai genre musik dan instrumental yang beragam. Mereka mencoba mengeksplorasi suara dan berbagai jenis musik lain seperti musik tradisional Jepang, India, musik-musik Timur Tengah dan musik Armenia serta sequencer yang menyuarakan elemen suara-suara ‘etnis’.
Tentang Komunitas Salihara Arts Center
Komunitas Salihara Arts Center adalah sebuah institusi kesenian dan kebudayaan yang selalu menampilkan kesenian terkini dari Indonesia dan dunia, baik yang bersifat pertunjukan maupun edukasi, dalam lingkungan kreatif dan sejuk di tengah keramaian selatan Jakarta.
___________________________________________________________________
Untuk mengetahui detail pertunjukan silakan kunjungi sosial media Komunitas Salihara: Twitter @salihara | Instagram @komunitas_salihara | atau hubungi: media@salihara.org