Nama Heinrich von Kleist (1777-1811) di Indonesia barangkali tak setenar para pengarang Jerman klasik lainnya seperti Goethe dan Rilke. Padahal karya-karyanya mewakili salah satu yang terpenting pada masa-masa romantik awal (permulaan abad 19), dan berpengaruh pada masa-masa berikutnya. Siapa sebenarnya Heinrich von Kleist?
Sebelum kita mendengarkan Jembangan Pecah, salah satu karyanya yang disadur oleh Suyatna Anirun dari The Broken Jug (Der zerbrochene Krug), kami menyajikan kisah hidup singkat Heinrich von Kleist yang dirangkum dari berbagai sumber.
Memulai Karir di Bidang Militer
Awal karir Heinrich von Kleist sesungguhnya bukanlah penulis. Pada usia 25, Heinrich von Kleist terdaftar sebagai batalyon Pengawal Resimen di Potsdam (kini adalah sebuah kota di Jerman), bahkan beberapa tahun berselang ia telah mendapatkan jabatan “letnan dua”. Tapi ternyata ia tak bahagia hidup di bidang militer dan memutuskan untuk mengundurkan diri. Permohonannya dikabulkan pada tahun 1799. Ia kemudian melanjutkan aktivitasnya sebagai mahasiswa di Universitas Frankfurt an der Oder. Di sinilah ia banyak belajar bahasa dan filsafat.
Hidup dalam Masa Ketegangan Politik dan Militer
Heinrich von Kleist hidup ketika beberapa negara di benua biru sedang dalam ketegangan militer dan politik. Ini adalah masa-masa ketika pasukan Prancis yang dipimpin oleh Napoleon Bonaparte berhadapan dengan beberapa negara di Eropa seperti Austria, Swedia, Inggris, Prussia (kini Jerman) dan beberapa negara bagian di sekitarnya.
Barangkali saja ia terlibat, karena pada 1793, ketika masih berseragam militer, bersama resimennya ia harus berpindah ke Frankfurt am Main untuk berpartisipasi dalam kampanye Rhineland (kini bagian Jerman) melawan Prancis. Kita tahu juga bahwa pada 14 Oktober 1806, Napoleon Bonaparte berhasil menundukkan Prussia dan sebagian besar negara dikuasai pasukan Prancis. Barangkali dari situ ia terinspirasi menulis sebuah karya berjudul Die hermannsschlacht, tentang tragedi politik.
Selalu Bepergian
Heinrich von Kleist ternyata hanya berkuliah tiga semester. Masa-masa sesudah itu banyak dipakainya untuk bepergian. Ia ke Berlin untuk mengadu nasib menjadi pegawai negeri. Setahun berselang ia pergi ke Paris, Prancis dan Basel, Swiss一di sini ia memulai karirnya sebagai penulis. Karya pertamanya adalah Die Familie Schroffenstein.
Ia juga menghabiskan waktunya di Dresden, Jerman dan bergaul dengan banyak seniman. Di Dresden itulah karya-karya lainnya lahir, salah satunya adalah Der zerbrochene Krug atau Jembangan Pecah yang bisa kita dengarkan di Drama Audio Salihara. Naskah ini sering disebut sebagai mahakarya drama komedi dari Jerman. Di samping itu ia juga bepergian ke Berne, Swiss; Milan, Italia; Jenewa, Swiss; dan mengalami dinamika hidup yang berbeda-beda.
Mati Bunuh Diri
Kisah hidup Heinrich von Kleist memang seolah-olah penuh pencaharian. Dari menjadi tentara, kemudian berhenti. Ia pun pernah menjadi pegawai sipil, bekerja di jurnal bulanan maupun surat kabar, tapi suatu waktu malah ingin menjadi tentara lagi. Kira-kira kenapa ya?
Perjalanan hidupnya pun berakhir tragis. Pada 21 November ia bunuh diri di tepi danau Kleiner Wannsee. Ia tidak wafat sendirian. Ia bunuh diri bersama Henriette Vogel, seorang teman dekatnya yang menemaninya pada tahun-tahun terakhir hidupnya. Entah apa yang mendorong mereka berdua bunuh diri.
Itulah sekilas kisah hidup Heinrich von Kleist. Jika ingin memahami karyanya lebih lanjut, tidak ada salahnya meluangkan waktu untuk mendengarkan Drama Audio Salihara Jembangan Pecah mulai tanggal 29 Desember 2020 di platform-platform digital Komunitas Salihara.