HomeTentang Salihara
Salihara Arts Center menampilkan beragam kesenian terkini dari Indonesia dan dunia, baik yang bersifat pertunjukan maupun edukasi, dalam lingkungan kreatif dan sejuk di tengah keramaian selatan Jakarta. Salihara terbuka untuk kalian yang berminat mengembangkan kreativitas dan keterampilan melalui kesenian dan pemikiran, menghargai keberagamaan untuk menghidupkan mutu kebebasan berpikir di Indonesia.
Salihara International Performing-arts Festival (SIPFest)
Festival seni pertunjukan internasional dua tahunan yang menampilkan seniman/kelompok seni penting yang sedang hangat dibicarakan dan telah beroleh pengakuan di dunia
Jika beruntung kalian dapat menyaksikan karya perdana dunia (world premiere) dipentaskan di festival ini.
Literature and Ideas Festival (LIFEs)
Festival sastra dan gagasan skala internasional dua tahunan yang mengajak kalian berinteraksi dengan penulis-penulis Indonesia dan dunia;
Mengusung tema seru yang selalu relevan, kalian dapat memperluas perspektif terhadap suatu wacana dan masalah, serta memperkaya wawasan intelektual.
Seni Pertunjukan
Helateater
Festival teater yang menampilkan grup-grup pilihan dari dalam negeri. Kami juga membuka kesempatan bagi grup yang ingin tampil melalui proses Open Call.
Helatari
Festival tari yang menampilkan karya-karya terbaru koreografer dan penari dari dalam negeri. Kami juga membuka kesempatan bagi grup yang ingin tampil melalui proses Open Call.
Salihara Jazz Buzz
Konser jazz yang menyuguhkan warna baru yang eksploratif, cerdas dan segar dari musisi senior maupun muda. Yang selalu baru di Jazz Buzz adalah kolaborasi antar musisi yang biasanya berbeda instrumen dan musikalitas.
Edukasi
Pelatihan seni (kelas atau workshop) antara lain menulis, akting, menari, filsafat dan lain sebagainya untuk generasi muda dengan pengajar yang kompeten di bidang masing-masing.
Diskusi, ceramah, talk show mengenai seni, keilmuan, sosial, sejarah dan lain sebagainya yang selalu relevan dari berbagai sudut pandang.
Seni Rupa
Pameran seni rupa kontemporer dari dalam dan luar negeri yang terbuka pada kolaborasi lintas disiplin, arsip dan kesejarahan seni dan budaya.
Salihara Arts Center berawal dari Komunitas Utan Kayu (KUK), sebuah kantong budaya di Jalan Utan Kayu 68H, Jakarta Timur. KUK didirikan oleh sastrawan, intelektual, seniman, wartawan dan sebagian pengasuh majalah Tempo setahun pasca majalah itu dibredel pemerintah otoriter Orde Baru pada 1994. KUK menyuarakan kebebasan berpikir dan berpendapat yang sulit didapatkan pada masa Orde Baru.
Pada 1998, Orde Baru runtuh. KUK terus beraktivitas, menumbuhkan dan menyebarkan kekayaan artistik dan intelektual melalui pertunjukan kesenian, pameran, ceramah dan diskusi mengenai beragam topik. Sampai pada 08 Agustus 2008, sejumlah pengurus KUK “pindah” ke Jalan Salihara 16, Pejaten, Pasar Minggu, melahirkan Salihara Arts Center.
Elviwati Budihartono
Goenawan Mohamad
Nirwan Dewanto
Asikin Hasan
Ayu Utami
Hendromasto Prasetyo
Nirwan Dewanto
Tony Prabowo
Zen Hae
Ening Nurjanah
Gayatri Mega
Halida Bunga Fisandra
Ibrahim Soetomo
Karen Clahilda
Puella Maria Lourdes
Cliff Moller
Ezra Reyhan
Novita Puspa
Riezca B. Radaini
Udiarti
Adinda Hapsari
Ari Prameswari
Clara Roberta
Dhanurendra Pandji
Dita Artri
Hardi Novian
Dwinita Puspitasari
La Bomba Rifai
Lintang Madani
Ulum Zulvaton
Vinkan Larasati
Widhi Cahya
Annida Alya Humaida
Rizqya Nur Fitriyani
Abdul Wakhid
Aris Setiawan
Indra B Wibowo
Karsam
Muhammad Syaiful
Santo
Teater Salihara (Salihara Black Box) adalah teater model “black box” pertama di Indonesia. Susunan artistik batu bata teater ini dirancang agar dapat menyerap bunyi sehingga memiliki kekedapan suara yang baik. Teater Salihara menampung 252 penonton, dilengkapi dengan ruang rias, segala peralatan tata panggung, tata suara dan cahaya yang modern.
Arsitek: Adi Purnomo
Galeri Salihara berbentuk oval dan dapat memberikan ruang optimal untuk memamerkan karya seni, dari sisi pencahayaan dan pengudaraan yang merata. Dari luar, bentuk oval ini membuat ruang-ruang di sekitarnya lebih terasa lega dan leluasa.
Arsitek: Marco Kusumawijaya
Gedung Perkantoran terdiri dari empat lantai diberi kesan melayang dan lepas. Bagian depan dibiarkan tertutup untuk menyerap suara dari jalan raya dan menghindari cahaya matahari barat. Bagian terbuka adalah sisi utara dan selatan yang bertujuan untuk menghemat penggunaan AC dan lampu jika bekerja pada siang hari.
Arsitek: Isandra Matin Ahmad
Anjung Salihara adalah bangunan multi-fungsi tiga lantai yang menyediakan fasilitas studio musik, studio tari, ruang serbaguna, perpustakaan dan wisma. Bangunan ini dirancang untuk cuaca tropis di atas luas tanah yang menyerupai bidang segitiga. Bangunan ini juga didesain dengan sudut tumpul (non-kubus) di seluruh ruangan, menyesuaikan lingkungan Salihara. Kita juga bisa melihat kaki langit kota Jakarta dari Teater Anjung yang berada di lantai paling atas.
Arsitek: Danny Wicaksono
Salihara Arts Center
Jl. Salihara No.16, Ps. Minggu,
Kec. Ps. Minggu,
Kota Jakarta Selatan,
Daerah Khusus Ibukota Jakarta 12520
Salihara Arts Center. Copyright 2020.
Kebijakan dan Keamanan Syarat dan Ketentuan