remy

Obituari: Remy Sylado

Lahir dengan nama Japi Panda Abdiel Tambajong, Remy Sylado adalah sastrawan Indonesia yang penting dan unik sejak awal 1970-an.

Pada 1972 ia memperkenalkan Puisi Mbeling. Remy memelopori genre puisi ini melalui majalah Aktuil, sebuah majalah musik dan budaya pop yang terbit di Bandung. Puisi Mbeling saat itu adalah sebuah gangguan atau interupsi bagi sejarah sastra Indonesia modern, khususnya langgam puisi lirik yang mendominasi sejak sebelum Kemerdekaan. Bagi Remy dan penyair mbeling saat itu, puisi hadir sebagai segala sesuatu yang tidak indah, dengan tema dan bahasa yang rendahan, banal, nakal, humoris, jorok pun bisa.

Dengan humor, gerakan Puisi Mbeling memberikan alternatif penting bagi puisi (lirik) berbahasa Indonesia yang cenderung serius, cenderung selektif dalam pemilihan kosakata dan monoton dalam gaya.

“Remy Sylado (dan Gerakan Puisi Mbeling) datang untuk memperkarakan keseriusan dan ketinggian puisi Indonesia. Bagi dia dan para penyair Puisi Mbeling, puisi harus kembali ke tengah keramaian, merengkuh segala derau dan kotoran yang diingkari kaum priyayi, borjuis dan segala kaum mapan lain. Buat mereka, penyair bukanlah makhluk istimewa: artinya, semua orang bisa jadi penyair,” sebagaimana dinyatakan dalam argumentasi dewan juri Penghargaan Achmad Bakrie 2013 untuk Kesusastraan—salah satu penghargaan sastra yang pernah diterima Remy Sylado.

Sebagai sebuah selaan, Puisi Mbeling terbilang gerakan sastra yang berhasil. Puisi Mbeling menjadi wabah penciptaan sastra pada era 1970-an dengan semangat meledek otoritas sastra Indonesia dan mendesakkan cara pandang pascamodernis melalui sastra—jauh sebelum gerakan pascamodernisme merebak pada 1990-an. Puisi Mbeling juga melahap budaya pop dan meleburkan batas-batas antara budaya tinggi dan budaya rendah dalam produksi kebudayaan kontemporer.

Banyak penyair muda dan bergaya mbeling yang muncul dari Aktuil dan Top. Meskipun berlangsung pada sekitar lima dasawarsa silam, semangat Puisi Mbeling yang penuh humor dan ledekan serta slengekan itu sendiri masih menjadi bagian dari perpuisian Indonesia hari ini, termasuk dalam puisi-puisi Joko Pinurbo dan penyair  lainnya.

Dengan Puisi Mbeling, Remy Sylado dan kawan-kawan memperluas cakupan sastra—sesuatu yang selama ini tidak dilakukan oleh puisi lirik yang menjadi tolok ukur kepenyairan di Indonesia saat itu. Puisi Mbeling juga bisa disebut sebagai gerakan kebudayaan yang mendahului gerakan dan pemikiran seni yang menentang elitisme serta mengusung pluralisme dan demokratisasi seni di Indonesia, seperti Gerakan Seni Rupa Baru (1975) dan Sastra Kontekstual (1982).

Remy Sylado dilahirkan di Makassar, Sulawesi Selatan, pada masa pendudukan Jepang, 12 Juli 1945. Ia menempuh kariernya dalam banyak bidang, mulai dari wartawan, penulis, dosen, pelukis, sutradara teater, aktor film, penggubah lagu dan penyanyi hingga ahli bahasa Indonesia dan organisator gerakan kebudayaan. Profesinya sebagai wartawan dan sastrawan dibangunnya di Bandung, setelah ia menghabiskan masa kecil dan remajanya di Makassar, Semarang dan Solo. Di Bandung, selain menjadi redaktur majalah Aktuil, ia juga mengelola majalah Top yang sama-sama membuka ruang untuk genre Puisi Mbeling.

Puisi-puisi mbeling Remy Sylado dikumpulkan dalam buku Puisi Mbeling Remy Sylado (2004)—yang lain dalam Kerygma dan Martyria (2004). Adapun novel-novelnya, antara lain, adalah Gali Lobang Gila Lobang (1977), Ca Bau Kan (1999, kemudian difilmkan dengan sutradara Nia Dinata), Kerudung Merah Kirmizi (2002, memperoleh Khatulistiwa Literary Award), Parijs van Java (2003) dan Namaku Mata Hari (2010). Sebagian besar novelnya berkonsentrasi kepada fiksi sejarah, terutama masa kolonial Belanda, dan cerita detektif.

Sebagai pemikir bahasa Remy memberikan sumbangan penting pada segi kesejarahan bahasa Indonesia modern. Ia menelaah bukan hanya sejarah kata-kata dan frasa yang khas dalam bahasa Indonesia, tetapi juga mengajukan watak kosmopolitanisme dan eklektisisme bahasa Indonesia modern. “Sembilan dari sepuluh kata bahasa Indonesia berasal dari bahasa asing,” begitu argumen Remy, sebagaimana diuraikannya dalam bukunya 9 dari 10 Kata Bahasa Indonesia Adalah Asing (1996).

Yang cukup unik dari kerja kepenulisan Remy Sylado adalah ia memproduksi sejumlah buku dan tulisan dalam pelbagai nama samaran, antara lain, Juliana C. Panda, Dova Zila, Alif Danya Munsyi. Berbeda dari para penulis generasi tua yang bisa beradaptasi kepada teknologi komputer, Remy masih menuliskan seluruh pemikirannya dengan mesin tik manual. Ia mengoleksi tidak kurang dari 50 mesin tik tua di rumahnya.

Selamat jalan, Remy Sylado.

 

 

semalam-masa silam

Teater Satu hadir membawakan Semalam Masa Silam Mengunjungiku

Sabtu, 10 Desember 2022 | 20:00 WIB
Minggu, 11 Desember 2022 | 16:00 WIB
Teater Salihara

 

Jakarta, 01 Desember 2022– “Ketika desa-desa berubah menjadi kota; ladang, sawah, kebun-kebun yang hijau berubah menjadi bangunan-bangunan beton, tiang listrik, pemancar satelit, jalan layang, toko-toko, supermarket, minimarket, bioskop, tersebar bak jamur di mana pun. Bersamaan dengan itu, setiap orang kehilangan ikatannya dengan masa lalunya; sejarahnya, dan biografi hidupnya”. Berikut merupakan penggalan dari sinopsis mengenai pentas Semalam Masa Silam Mengunjungiku yang akan dibawakan oleh Teater Satu (Bandar Lampung); ditulis dan disutradarai oleh Iswadi Pratama selaku salah satu pendiri dari kelompok teater tersebut.

Pementasan ini merupakan bentuk kerja sama antara Teater Satu dengan Komunitas Salihara yang bisa disaksikan di Teater Salihara pada Sabtu (10 Desember 2022) dan Minggu (11 Desember 2022). Lakon Semalam Masa Silam Mengunjungiku dibawakan secara khusus sebagai bentuk hasil riset dan eksplorasi yang dilakukan oleh rekan-rekan Teater Satu sebagai bentuk persembahan kepada seniman-seniman yang sudah wafat. Karya ini bercerita mengenai kerinduan akan “masa silam” setelah lama terkapar di dalam bangsal-bangsal Rumah Sakit Besar bernama “Jakarta”.

Teater Satu (Bandar Lampung) adalah kelompok teater yang berdiri pada 18 Oktober 1996. Didirikan oleh Iswadi Pratama, Imas Sobariah, dan Ema. Sejak 1996 teater ini telah memproduksi 52 nomor pertunjukan dan aktif mengembangkan, merintis, dan menghimpun teater pelajar seprovinsi Bandar Lampung. Dalam rentang 1996 hingga sekarang, teater ini juga aktif memainkan naskah-naskah baik dari karya Indonesia dan mancanegara, Teater Satu juga meraih berbagai prestasi berskala nasional maupun internasional.

Untuk bisa menikmati pertunjukan ini, pengunjung bisa melakukan pemesanan tiket melalui tiket.salihara.org dengan biaya Rp150.000,- (umum) dan Rp75.000,- (pelajar). 

 

Jajaran Produksi 

Sutradara: Iswadi Pratama
Asisten Sutradara: Rarai Masae
Koreografer: Ari Ersandi
Manajer: Imas Sobariah
Tim Produksi: Baysa Deni & Vita Oktaviana
Manajer Panggung: M. Aria Gibran
Penata Cahaya: Ahmad Jusmar
Penata Musik: Anas Nurhada, Alex, Nigel, Nursini, Taufik
Penata Artistik: Ari Ersandi, Ikhtiar Pratama, M Aria Gibran, M Ragah
Penata Rias & Kostum: Afrizal AR, Wika Widya
Penata Seni Video: Adji Nugroho
Pemain: Afrizal AR, Amelia Yusmaneti, Baysa Deni, Denta Pratama, Deri Efwanto, Deri Setiawan, Desi Susanti, Dodi Firmansyah, Dona Sabatina, Gandi Maulana, Ikhtiar Pratama, Izzati Isyarah, Jayen Sugianto, Laras Utami, M Ragah, Riza Kharisma, Wika Widya.

 

Tentang Komunitas Salihara Arts Center

Komunitas Salihara Arts Center adalah sebuah institusi kesenian dan kebudayaan yang selalu menampilkan kesenian terkini dari Indonesia dan dunia, baik yang bersifat pertunjukan maupun edukasi, dalam lingkungan kreatif dan sejuk di tengah keramaian selatan Jakarta.

___________________________________________________________________ 

Untuk mengetahui detail pertunjukan silakan kunjungi sosial media Komunitas Salihara: Twitter @salihara | Instagram @komunitas_salihara | atau hubungi: media@salihara.org

Event-Slider-T1

Kelas Akting Salihara 2022 Hadir dalam Tiga Lakon

Jumat, 25 November 2022 |Kotak Teka-Teki | 20:00 WIB
Sabtu, 26 November 2022 |Tuhan, Tolong Bunuh Emak & Makan Malam | 20:00 WIB
Teater Salihara

 

Jakarta, November 2022 – Komunitas Salihara dengan bangga mempersembahkan pementasan Kelas Akting Salihara 2022 pada 25 dan 26 November 2022. Pementasan ini menghadirkan peserta Kelas Akting Tingkat 1 dan 2 yang akan membawakan tiga lakon yakni: Kotak Teka-Teki, Tuhan, Tolong Bunuh Emak, dan Makan Malam.

Kelas Akting Salihara sendiri merupakan program reguler yang diselenggarakan setiap tahun; kelas dibagi dalam Tingkat 1 dan Tingkat 2. Dalam program ini, peserta akan mendalami metode keaktoran menggunakan Sistem Stanislavski selama tiga bulan dan kelas ini bisa diikuti oleh siapa saja yang tertarik untuk menyelami seni peran tanpa menimbang latar belakang keaktoran masing-masing peserta. Pada akhir kelas, para peserta harus mempresentasikan hasil latihan mereka dalam bentuk sebuah pementasan yang bisa dilihat pada Jumat dan Sabtu pekan ini.

Kurator Teater Komunitas Salihara, Hendromasto Prasetyo mengatakan tujuan utama dari program Kelas Akting ini adalah untuk mendistribusikan pengetahuan kepada mereka yang tertarik mendalami seni peran. Hasil dari pelatihan ini tentunya dapat diimplementasikan sesuai kebutuhan masing-masing peserta dalam kehidupan sehari-hari.

“Program ini sejak awal didesain untuk menjadi ruang mendistribusikan pengetahuan yakni seni peran. Kita percaya seni peran tidak hanya berguna bagi para aktor di panggung atau di depan kamera, tetapi juga bisa untuk keseharian. Bagaimana seni peran dapat dipahami semua orang tanpa peduli latar belakangnya. Jadi hadirnya kelas ini adalah untuk mereka bisa mendalami dan mengimplementasikannya sesuai dengan kebutuhan masing-masing.”

Kelas ini dilatih langsung oleh Rukman Rosadi yang juga akan hadir sebagai sutradara dalam tiga lakon yang akan dipentaskan. Menariknya, dalam Kelas Akting tahun ini, peserta Tingkat 2 akan memainkan dua naskah hasil dari Kelas Menulis Lakon Salihara yakni Tuhan, Tolong Bunuh Emak yang ditulis oleh Yessy Natalia dan Makan Malam oleh Aziz Azthar. Ini merupakan terobosan baru yang dilakukan oleh Kelas Akting Salihara 2022 ini. Melalui kedua karya ini, peserta Tingkat 2–yang sebelumnya harus sudah mengikuti Tingkat 1–akan menghadirkan karakter-karakter khusus dalam lakon yang belum pernah dipentaskan dalam bentuk teater sebelumnya.

Pada pentas peserta Tingkat 1 yang akan dipentaskan pada Jumat, 25 November 2022, peserta akan membawakan Kotak Teka-Teki yang ditulis oleh Rukman Rosadi. Naskah ini sendiri bercerita tentang  garis-garis yang membingkai perjalanan hidup tiap manusia. Garis yang pada satu langkah perhentian kadang membawa pada keterasingan yang penuh teka-teki. Melalui pentas yang berdurasi 40 menit, peserta akan menguji diri mereka masing-masing seturut dengan Sistem Stanislavski yang telah mereka pelajari.

 

Tentang Acara: 

Kotak Teka-Teki 

Penampil: Kelas Akting Salihara Tingkat 1 2022
Sutradara: Rukman Rosadi
Durasi: 40 menit

Sinopsis:

Peserta Kelas Akting Salihara Tingkat 1 akan mementaskan Kotak Teka-Teki karya Rukman Rosadi. Karya ini menyajikan garis-garis yang membingkai perjalanan hidup tiap manusia. Garis yang pada satu langkah perhentian kadang membawa pada keterasingan penuh teka-teki. Garis-garis itu merupa kotak persembunyian yang mempertemukan aku dan ‘aku’ di mana tak ada lagi celah keluar dari diri sendiri. Di sana, kerap muncul dialog-dialog tanpa bunyi yang kadang sesak dengan tanda baca.

Daftar Pemain:

Ade Manggoana, Amanda Gondowijoyo, Anne Yasmine, Dimas Danang Suryonegoro, Ego Heriyanto, Elghandiva Astrilia T., Erik Lasmono, Fifira A. Maharani, Henry C. Widjaja, Karen Beverly, Maudy Puteri Agusdina, Nadine Adyla, Natalius Chendana, Natanya Aloifolia, Ravi Septrian, Sal Priadi, Zulfa Maharani

 

********

 

Tuhan, Tolong Bunuh Emak 

Penampil: Kelas Akting Salihara Tingkat 2 2022
Sutradara: Rukman Rosadi
Naskah: Yessy Natalia
Durasi: 40 menit

 

Sinopsis:

Tuhan, Tolong Bunuh Emak menceritakan tentang Bekti seorang pegawai rendahan yang tengah gundah. Uang bonus tahunan yang ia terima masih jauh dari cukup untuk menutup kebutuhannya. Ia dikejar utang sementara anaknya butuh dana masuk kuliah dan ibunya perlu biaya pengobatan akibat kanker.

Ia juga menyaksikan tetangganya mati bunuh diri akibat terbelit utang. Di saat yang sama, ibu Bekti meminta hidupnya diakhiri demi melenyapkan rasa sakit dan tak menjadi beban hidup bagi Bekti. 

Daftar Pemain:

Anton E. Girgis, Ranggih Wukiranuttama (pemain tamu), Rezky Dwimarsya, Tisha Hudaya Winny Diyah Triswandhani 

 

*******

 

Makan Malam

Penampil: Kelas Akting Salihara Tingkat 2 2022
Sutradara: Rukman Rosadi
Naskah: Aziz Azthar
Durasi: 45 menit

 

Sinopsis:

Gadis berulang tahun ke-80 mengadakan makan malam bersama keempat anaknya. Mereka adalah Ruben, Nora, Wina, dan Fajar. Makan malam itu menjadi tegang karena masing-masing anak menumpahkan masalah dalam hidup mereka. Selain itu, Wina ingin meja tua di ruang makan diganti dengan yang baru, sedangkan Gadis menolak mengganti meja yang sudah menemani keluarganya sejak tahun 1960-an. Satu per satu anaknya mengungkapkan kenangan terhadap meja itu. Dari cerita tersebut, ternyata ada rahasia yang belum dipahami oleh anak-anaknya. Apakah keluarga ini akan saling memahami atau malah tercerai berai?

Profil Pemain:

Andhika Prabowo, Fransisca Desy Aryani, Marsha Habib, Rizal Iwan, Winny Diyah Triswandhani

Tentang Sutradara dan Penulis Naskah

Rukman Rosadi adalah pengajar seni peran di Institut Seni Indonesia (ISI) Yogyakarta. Bersama Saturday Acting Club (SAC) ia menjelajahi panggung-panggung teater di dalam dan luar Indonesia. Pada 2018 ia memanggungkan The Decision karya Bertolt Brecht dalam Asian Directors Festival di Toyama, Jepang. Di tahun sebelumnya ia menggarap pementasan Hedda Gabler karya Henrik Ibsen. Selain teater, ia banyak terlibat dalam film dari Marsinah (2001), Rudy Habibie (2016), hingga Pengabdi Setan II dan Srimulat (2022). 

Aziz Azthar menulis sejak belajar alfabet di Sekolah Dasar. Setelah menulis puisi, cerpen, novel, artikel, sampai skenario, kini ia juga menulis naskah lakon. Makan Malam adalah naskah hasil dari Kelas Menulis Lakon Salihara 2022.

Yessy Natalia bergabung dengan komunitas seni D’ArtBeat sejak 2000. Ia juga tampil dalam drama musikal dan menulis naskah drama. Tuhan, Tolong Bunuh Emak adalah naskah teater well-made pertamanya sekaligus hasil dari Kelas Menulis Lakon Salihara 2021. 

 

Tentang Komunitas Salihara Arts Center

Komunitas Salihara Arts Center adalah sebuah institusi kesenian dan kebudayaan yang selalu menampilkan kesenian terkini dari Indonesia dan dunia, baik yang bersifat pertunjukan maupun edukasi, dalam lingkungan kreatif dan sejuk di tengah keramaian selatan Jakarta.

___________________________________________________________________ 

Untuk mengetahui detail pertunjukan silakan kunjungi sosial media Komunitas Salihara: Twitter @salihara | Instagram @komunitas_salihara | atau hubungi: media@salihara.org

Undangan Terbuka Helateater Salihara 2023: Berita Acara Penjurian

Undangan Terbuka Helateater Salihara 2023 dengan tema “Teater Objek” telah ditutup. Kami menerima 40 berkas lamaran yang memenuhi persyaratan administrasi. Mereka berasal dari berbagai daerah di Indonesia dengan karya yang beragam dari segi tema, bentuk dan kemungkinan pemanggungan. Ada yang berpijak pada tradisi wayang hingga karya berbasis riset. Tidak sedikit yang masih berupa ide dan eksplorasi yang masih perlu dibenahi di sana-sini. Tidak sedikit pula yang belum menemukan rencana pementasan yang menarik dan layak dipanggungkan.

Merujuk pada tema Helateater 2023, kami memutuskan untuk memilih empat karya yang dinilai paling menjanjikan keberhasilan sebuah pentas teater berbasis objek seturut konsep karya masing-masing dalam Helateater 2023. Empat karya itu menawarkan pertunjukan yang kuat pada cerita dan berbeda satu sama lain. Juga, memiliki ansambel permainan objek yang rapi dan terukur.

Empat karya itu adalah:

  1. Jalinan Kusam di Lemari Sosi karya Flying Balloons Puppet (DI Yogyakarta). Pentas ini memberi kita permainan boneka di atas meja yang digabungkan dengan aktor dan manipulasi benda-benda keseharian. Hubungan aktor dengan objek dikembangkan ke dalam tiga kemungkinan: aktor sebagai dalang, aktor menggunakan objek sebagai properti pentas dan aktor adalah objek yang dimanipulasi oleh ruang dan aktor lainnya. Dengan pola permainan yang menyisakan tilas pengaruh kelompok teater boneka yang telah mapan, pentas ini mengusung tema memori dan tantangan yang dihadapi perempuan terkait dunia domestik yang membesarkannya dan dunia sosial yang mengungkungnya.
  2. Himba karya Institute Tingang Borneo Theater (Palangka Raya, Kalimantan Tengah). Himba akan dipentaskan menggunakan boneka yang dikolaborasikan dengan permainan bayangan, topeng khas suku Dayak dan pantomime. Dengan tema pelestarian hutan dan tegangan kepentingan antara adat dan industri perkebunan, antara kakek penjaga hutan keramat dan anak muda yang ambisius, kisah ini mengantarkan kita kepada permainan boneka yang kolaboratif; memberikan pelajaran berharga tentang pentingnya menjaga kelestarian hutan, tanpa kehilangan permainan bentuk boneka dan anasir pentas lainnya yang tak kalah menarik.
  3. Identikit karya Sekat Studio (Bekasi, Jawa Barat). Bercerita tentang seorang seniman yang mencoba menembus kerinduan akan kekasihnya melalui permainan jailangkung, yang di beberapa tempat di Indonesia dipercaya sebagai ritus yang bisa menghubungkan dunia manusia dengan dunia arwah orang mati. Identikit akan menjelajahi penggunaan set ruang dan waktu yang berjalan secara paralel dalam dimensi yang berbeda. Di dalamnya pemanggung akan menghadirkan serangkaian objek, mulai dari topeng, boneka, aktor, bayangan hingga instrumen musik. Pada bentuknya yang paripurna, pentas ini akan menyuguhkan serangkaian permainan metafora terkait tubuh, pikiran dan jiwa manusia.
  4. Bandung Bondowoso karya Wayang Suket Indonesia (Tuban, Jawa Timur). Pentas ini akan memberi watak baru kepada Bandung Bondowoso sebagai lelaki baik dan bagaimana ia bertanggung jawab terhadap pilihannya membangun seribu candi bagi Roro Jonggrang hanya dalam semalam. Penceritaan kembali legenda terkenal, tetapi dengan sudut pandang perwatakan yang berbeda, akan memberikan penonton kenikmatan tersendiri. Pementasan akan menampilkan wayang suket (wayang yang terbuat dari rumput) dengan teknik teatrikal dan permainan bayangan, dan imbuhan elemen tari, musik dan seni rupa yang memikat. Kelompok ini punya perhitungan terperinci mengenai konsep pemanggungan dan eksekusinya di atas panggung.

Empat kelompok terpilih akan menampilkan karya mereka pada Helateater Salihara yang berlangsung sepanjang Februari-Maret 2023.

Keputusan Dewan Juri ini tidak dapat diganggu gugat.

Jakarta, 05 Desember 2022

Hendromasto Prasetyo

Iwan Effendi

Zen Hae

web banner-2022-sep-membaca BPUPKI

Melihat Proses Membaca Kitab yang “Hilang”: Risalah BPUPKI bersama Komunitas Salihara

Zoom Webinar Salihara | 04 Oktober – 22 Desember 2022 

Jakarta, 01 November 2022 – Setelah sukses menggelar delapan sesi awal program Membaca Kitab yang “Hilang”: Risalah BPUPKI, Komunitas Salihara berterima kasih kepada antusiasme peserta yang hadir untuk sama-sama membaca dan menilik buah pemikiran para pendiri bangsa dalam program ini. Mulai dari pembahasan dasar negara, bentuk negara, dan yang terakhir (dalam sesi kedelapan ini) yakni pembahasan mengenai batas-batas negara dalam rapat yang diketuai oleh Radjiman Wedyodiningrat.

Program Membaca Kitab yang “Hilang”: Risalah BPUPKI merupakan program pembacaan secara daring yang diinisiasi oleh Komunitas Salihara dengan kolaborator Teater Ghanta. Tujuan dari program ini adalah untuk melihat kilasan sejarah dan berempati terhadap kejadian yang terjadi di detik-detik kelahiran NKRI. Program yang sudah berjalan sebanyak delapan sesi dari 25 sesi ini mengajak peserta untuk memilih peran yang mereka kehendaki mulai dari tokoh-tokoh bangsa seperti Soekarno, Muhammad Yamin, Agoes Salim, Oto Iskandardinata dan tokoh lainnya.

Ikke Dirga Santoso, selaku perwakilan dari Teater Ghanta mengatakan bahwa kegiatan ini menarik bila menilik dari sisi kontroversi yang muncul selama pembacaan sembilan sesi terakhir. Menurutnya, pembacaan ini membuat kita dapat melihat sistem pengambilan keputusan yang terjadi di masa itu, yang dipengaruhi oleh desakan atau kepentingan elit.

“Hal menarik terkait BPUPKI sampai sesi sembilan ini adalah kontroversinya. Pada intinya risalah ini memang belum matang, karena desakan dan kepentingan elit untuk membangun kemerdekaan. Ini (program) sangat menarik, karena apa yang dihadirkan dalam sidang ini adalah gambaran ekosistem cara mengambil keputusan ala negara kita. Nilai sejarah di sini jadi bukan terletak pada bentuk arsipnya namun pada tokoh dan kebijakan yang dibuat dalam mengambil keputusannyalah yang menjadi sejarah.”

Salah satu peserta pembacaan risalah BPUPKI, Amilia Amin mengatakan bahwa program ini menarik diikuti karena selain dapat dilihat dari sisi kesejarahannya, dapat juga membangun atmosfir yang kurang lebih sama seperti dengan keadaan saat sidang terjadi.

“Dengan mengikuti program membaca risalah ini, menjadi lebih tahu akan penuansaan yang terjadi saat rapat BPUPKI berlangsung. Menurutku prosesnya cukup seru karena ternyata ada banyak sumber literasi lain mengenai BPUPKI yang ditemukan selain risalah yang dibaca. Ditambah lagi dengan kita ikut terlibat seakan-akan diajak untuk “terlibat” di dalam rapat BPUPKI.”

Untuk bisa merasakan suasana yang sama dengan Amilia, publik masih bisa mengikuti sesi selanjutnya yang rutin dilaksanakan hingga 22 Desember 2022, setiap Selasa dan Kamis pukul 19:00 WIB via Zoom Salihara. Selain dapat memilih peran, peserta juga dipersilakan untuk menjadi narator, atau hadir sebagai pendengar saja. Untuk bisa mengetahui jadwal sesi, publik bisa melihat di laman kami:

https://salihara.org/membaca-kitab-yang-hilang-risalah-bpupki/

Tidak hanya membaca, peserta juga bisa berdiskusi bersama membicarakan hasil pembacaan terkait temuan-temuan baru yang didapat setelah sesi pembacaan berakhir. 

 

Tentang Komunitas Salihara Arts Center

Komunitas Salihara Arts Center adalah sebuah institusi kesenian dan kebudayaan yang selalu menampilkan kesenian terkini dari Indonesia dan dunia, baik yang bersifat pertunjukan maupun edukasi, dalam lingkungan kreatif dan sejuk di tengah keramaian selatan Jakarta.

___________________________________________________________________ 

Untuk mengetahui detail pertunjukan silakan kunjungi sosial media Komunitas Salihara: Twitter @salihara | Instagram @komunitas_salihara | atau hubungi: media@salihara.org

loker

Tafsir Pribadi Karna dalam Pentas Surat-Surat Karna

Teater Salihara | 12-13 November 2022
Sutradara & Penulis: Goenawan Mohamad
Tiket: Rp100.000 (umum) | Rp75.000 (pelajar/hahasiswa)

 

Jakarta, 03 November 2022 – Sebagai tokoh pewayangan, tokoh Karna diceritakan berbeda dengan tokoh-tokoh lainnya seperti para Kurawa maupun Pandawa. Ia bertempur di pihak Kurawa meski bukan seorang Kurawa; Ia merupakan anak Kunthi meskipun bukan bagian dari Pandawa. Goenawan Mohamad, selaku Penulis Lakon dan Sutradara menaruh perhatian khusus terhadap tokoh ini. Baginya, Karna bukanlah siapa-siapa, bukan dari kalangan bangsawan dan juga tidak perkasa. Sisi minoritas dalam diri Karna inilah yang diharapkan dapat memantik empati bagi siapa pun yang mendengar kisahnya. Seorang kesatria dari golongan minoritas yang mendambakan status bangsawan. 

“Ini (Surat-Surat Karna) adalah pentas yang bagus dan sudah 11 tahun lamanya tidak dipentaskan. Karna ini kan manusia yang tidak perkasa, tidak dalam golongan manapun. Dia minoritas dalam minoritas. Sehingga kita harus punya empati. Dia anak rakyat yang ingin menjadi bangsawan.” ujar Goenawan.

Goenawan menafsirkan kisah Karna dengan memanfaatkan naskah Jawa Kuno, cerita tentang nasib tragis anak “rahasia” Kunthi; ibu dari para Pandawa–Arjuna, Bima, dan Yudhistira–tersebut. Dalam Perang Bharatayudha, Karna berada di pihak Kurawa yang akan bertempur melawan Arjuna. Sosoknya begitu misterius, asal usulnya tidak jelas. Ia lahir sebelum kelima Pandawa dan hidup jauh dari sorotan keluarga kesatria, ia diasuh oleh keluarga dari kasta Sudra yang merupakan seorang kusir kereta para bangsawan. Karna tidak tahu bahwa dia adalah seorang anak bangsawan karena ia dibuang setelah ia dilahirkan, ia dipisahkan secara paksa tanpa sepengetahuan Kunthi, ibunya.

Cerita ini dikemas dengan menggunakan sudut pandang empat tokoh yakni Karna, Radha; ibu yang mengasuh Karna, Kunthi; ibu yang melahirkan, dan Parashurama; guru yang melatih dan memberikan pengetahuan menceritakan kisah sang kesatria misterius tersebut. Sebelas tahun lalu, pada 2011 Surat-Surat Karna pernah dipentaskan di Teater Salihara pada 17-20 November. Berbeda dengan pementasan sebelumnya, pada pertunjukan kali ini produksi Surat-Surat Karna akan dipentaskan ala teater Brecht yakni menggunakan metode dramaturgi berdasarkan pada ide Bertold Brecht, seorang tokoh teater Marxis terkemuka di tahun 1930-an.

Hendromasto Prasetyo, Kurator Teater Komunitas Salihara mengatakan bahwa metode Brechtian yang digunakan dalam pertunjukan ini mengusung gaya pemanggungan di mana secara sengaja memperlihatkan kepada penonton bahwa apa yang dipresentasikan di atas panggung adalah peristiwa yang kontras dan berjarak dengan realitas keseharian. Metode ini sangat berbeda dengan ala realisme Stanislavski yang mengejar kewajaran demi menyakinkan penonton lewat pendekatan sehari-hari.

“Tidak seperti realisme ala Stanislavski yang mengejar kewajaran demi menyakinkan penonton hingga memerlukan kedekatan dengan kenyataan sehari-hari, Brechtian justru secara sengaja menuntun audiens agar sadar bahwa presentasi di atas pentas adalah peristiwa panggung yang berjarak lagi kontras dengan realitas keseharian. Dari sana, pertunjukan di jalan Brechtian diharapkan mampu mengetuk kesadaran penonton dan mengubah kenyataan.” 

Surat-Surat Karna akan dimainkan oleh sejumlah tokoh seperti Landung Simatupang sebagai Parashurama, Ruth Marini sebagai Kunthi, Syam Ancoe Amar sebagai Karna, dan Rebecca Kezia sebagai Radha. Dipentaskan di Teater Salihara, 12 November 2022 pukul 20:00 WIB dan 13 November 2022 pukul 16:00 WIB. Pementasan ini akan dimainkan dalam durasi 90 menit menyajikan sudut pandang baru terhadap tokoh Karna yang jarang disorot dalam kisah-kisah pewayangan pada umumnya.

 

Tentang Sutradara

Goenawan Mohamad dikenal sebagai penulis esai, penyair dan perupa. Ia juga menulis lakon di antaranya, Karna, Tan Malaka, Gundala Gawat dan Visa. Ia membuat dua cerita untuk wayang kulit: Wisanggeni dan Alap-alapan Surtikanti. Karya terbarunya adalah Kitab Kurawa (2022).

Tentang Komunitas Salihara Arts Center

Komunitas Salihara Arts Center adalah sebuah institusi kesenian dan kebudayaan yang selalu menampilkan kesenian terkini dari Indonesia dan dunia, baik yang bersifat pertunjukan maupun edukasi, dalam lingkungan kreatif dan sejuk di tengah keramaian selatan Jakarta.

___________________________________________________________________ 

Untuk mengetahui detail pertunjukan silakan kunjungi sosial media Komunitas Salihara: Twitter @salihara | Instagram @komunitas_salihara | atau hubungi: media@salihara.org

Mengenang Seratus Tahun Kelahiran Chairil Anwar dalam Pameran Aku Berkisar Antara Mereka

28 Oktober – 04 Desember 2022 | Galeri Salihara

Jakarta, 31 Oktober 2022 – Kesusastraan Indonesia tidak akan lepas dari tokoh Chairil Anwar. Kurator Edukasi dan Gagasan Komunitas Salihara, Zen Hae, mengatakan bahwa Puisi Chairil Anwar merupakan pencapaian terbaik dalam sastra Indonesia yang menginspirasi perpuisian Indonesia modern di generasi selanjutnya.

Menjadi salah satu rangkaian dari program Seratus Tahun Chairil Anwar yang diselenggarakan oleh Komunitas Salihara, pameran arsip sang penyair dengan tajuk Aku Berkisar Antara Mereka telah dibuka pada 28 Oktober 2022 dan masih dapat dikunjungi oleh publik hingga 04 Desember 2022. 

Pembukaan pameran ini juga menghadirkan sambutan dari sejumlah tokoh-tokoh penting seperti: Goenawan Mohamad; sastrawan dan pendiri Komunitas Salihara, Nadiem Anwar Makarim; Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi, Eka Nuretika Putra; Kepala Bidang Deposit Pengembangan Koleksi, Layanan dan Pelestarian Dinas Perpustakaan dan Kearsipan DKI Jakarta, Laksmi Pamuntjak; sebagai perwakilan kurator pameran, dan resmi dibuka oleh Rizal Mallarangeng selaku Komisaris PT. Telkom Indonesia.

Rizal Mallarangeng memberi sambutan dalam peresmian pameran Aku Berkisar Antara Mereka. foto: Komunitas Salihara/Witjak Widhi Cahya

Pameran Aku Berkisar Antara Mereka merupakan sebuah program kerja sama dengan Pusat Dokumentasi Sastra H.B. Jassin yang dikuratori oleh Cecil Mariani dan Laksmi Pamuntjak.  Dalam tulisan kuratorial yang ditulis oleh keduanya, pameran ini ingin memaknai ulang kontribusi sang penyair dalam dunia sastra Indonesia dan memberikan dimensi lain selain mitos “binatang jalang” yang melekat pada dirinya.

“Popularitas Chairil tak dapat dilepaskan dari mitos “binatang jalang” yang telah lama berkembang seputar kepenyairannya. Kami percaya bahwa penyair tak berdiri sendiri; ia adalah produk tradisi yang mendahuluinya. Bagi kami, kekhususan Chairil justru terletak pada penghormatan dan pembaharuannya atas tradisi yang ia pilih, sesuai dengan wawasan, bacaan, kepribadian, hasrat dan situasinya.

Di sinilah perayaan seratus tahun bisa berharga: untuk memaknai ulang kontribusi sang penyair kepada sastra Indonesia, serta mendekonstruksi mitos-mitos seputar karya-karyanya. Dalam semangat itulah pameran ini hendak mengembalikan sang penyair kepada identitasnya yang hakiki: kata-katanya.”

Pameran ini tidak hanya menampilkan karya-karya Chairil Anwar saja namun juga memperlihatkan dimensi-dimensi lain dalam kesusastraannya seperti peran kritikus H.B. Jassin, pengaruh penyair-penyair dunia pada sajak-sajaknya, serta perdebatan sengit seputar mana yang merupakan karya asli, saduran, terjemahan atau jiplakan.

Pengunjung sedang menikmati salah satu bagian dalam pameran Aku Berkisar Antara Mereka.
foto: Komunitas Salihara/Witjak Widhi Cahya

 

Tidak hanya tentang Chairil Anwar, pameran ini juga menyoroti sejumlah tokoh baik dari kalangan pelukis Indonesia hingga penyair luar yang sedikit banyak memengaruhi kekaryaannya. Para kurator hendak menampilkan hubungan-hubungan yang terjadi sehingga bisa memberikan  gambaran sang tokoh terhadap sumber inspirasi yang datang dari pandangan akan seni rupa, agama, dan politik pergerakan.

Bagian penyair dunia yang memengaruhi kekaryaan Chairil Anwar dalam Aku Berkisar Antara Mereka.
foto: Komunitas Salihara/Witjak Widhi Cahya

 

Pameran Aku Berkisar Antara Mereka buka untuk umum dari 28 Oktober-04 Desember 2022. Dengan tiket masuk; Umum: Rp35.000,- dan Pelajar: Rp25.000,- pengunjung bisa menikmati seluruh tilikan sang penyair yang terbagi ke beberapa bagian. Pameran ini buka setiap Selasa-Minggu pukul 11:00-19:00 WIB.

 

Tentang Kurator

 

Cecil Mariani

Seorang desainer grafis, seniman, dan pengajar di program studi Desain Komunikasi Visual, Institut Kesenian Jakarta. Cecil juga tergabung dalam Prakerti Collective Intelligence, sebuah kolektif yang mendukung pengumpulan data untuk riset dan studi seni. Ia juga  merupakan anggota dari Sekolah Pemikiran Perempuan. Saat ini Cecil aktif sebagai bagian dari Komite Seni Rupa Dewan Kesenian Jakarta.

 

Laksmi Pamuntjak

Seorang penulis dwibahasa yang novel-novelnya telah diterbitkan ke dalam pelbagai bahasa. Novel pertamanya, Amba, memenangi Penghargaan Sastra Jerman LiBeraturpreis 2016. Film berdasarkan novel keduanya, Aruna dan Lidahnya, memenangi dua Piala Citra 2018 dan ditayangkan secara perdana di Eropa dalam Festival Film Internasional Berlinale.

 

Sejak tahun lalu, Laksmi menjadi host Podcast Kitab Kawin—sebuah siniar tentang perempuan dan pergulatan mereka, berdasarkan cerita-cerita dari kumpulan cerpennya. Laksmi kerap tampil di forum-forum sastra dan akademik internasional sebagai pembicara atau keynote speaker, termasuk di University of Oxford dan Australian National University (ANU).

 

Tentang Komunitas Salihara Arts Center

Komunitas Salihara Arts Center adalah sebuah institusi kesenian dan kebudayaan yang selalu menampilkan kesenian terkini dari Indonesia dan dunia, baik yang bersifat pertunjukan maupun edukasi, dalam lingkungan kreatif dan sejuk di tengah keramaian selatan Jakarta.

___________________________________________________________________

 

Untuk mengetahui detail pertunjukan silakan kunjungi sosial media Komunitas Salihara: Twitter @salihara | Instagram @komunitas_salihara | atau hubungi: media@salihara.org

Undangan Terbuka Jazz Buzz 2023: Berita Acara Penjurian

Pada Selasa, 25 Oktober 2022 telah dilaksanakan Penjurian Jazz Buzz 2023 di Komunitas Salihara secara luring. Dewan Juri yang melakukan penilaian terhadap pendaftar Jazz Buzz 2023 adalah:

  1. David Tarigan
  2. Nita Aartsen
  3. Tony Prabowo

Berdasarkan hasil rapat Dewan Juri, musisi dan grup pendaftar yang terpilih untuk tampil pada Jazz Buzz 2023, sebagai berikut:

  1. Filipus Cahyadi dengan judul karya “Lima” dan “Lucky Number”;
  2. Guernica Quartet dengan judul karya “Enigma” dan “Sun Dance”;
  3. Sandikala Ensemble dengan judul karya “Herutjokro as Posthuman” dan “Kafka, Postmortem”.

Ketiga grup tersebut mengetengahkan ide dan konsep yang cukup menarik, unik dan segar, sesuai dengan tema yang ditawarkan oleh Salihara, yaitu “Pertukaran/Exchange”. Komposisi musik dengan tema, gaya ritme, motif, serta warna yang dinamis telah memberi peluang yang menarik untuk bisa dikembangkan ke arah gaya yang lebih ekspresif.

Karya ketiga grup ini menawarkan unsur kebaharuan dan diharapkan bisa bekerjasama dengan para kolaborator yang telah dipilih oleh pihak Salihara yaitu Adra Karim, Sri Hanuraga, dan Indra Perkasa untuk bisa memberikan warna dan gaya dalam perkembangan jazz masa kini.

 

Jakarta, 31 Oktober 2022

David Tarigan

Nita Aartsen

Tony Prabowo

_Final Kompetisi Debat Sastra 2022-Thumbnail_id

Kompetisi Debat Sastra 2022: Berita Acara Penjurian Tahap II Penentuan Pemenang

Kompetisi Debat Sastra 2022
Berita Acara Penjurian Tahap II Penentuan Pemenang

 

Pada hari Sabtu, 29 Oktober 2022, telah dilaksanakan Penjurian Tahap II Kompetisi Debat

Sastra 2022 Komunitas Salihara, bertempat di Teater Blackbox Komunitas Salihara. Dewan Juri dalam Penjurian Tahap II ini, yaitu:

  1. Arief Bagus Prasetyo
  2. Dewi Anggraeni
  3. Nirwan Dewanto

Catatan juri atas final Kompetisi Debat Sastra 2022  sebagai berikut:

Dewan juri menilai kelompok yang menjadi juara kedua berani melakukan pembacaan dekat terhadap puisi-puisi Chairil dan puisi penyair berbahasa Inggris yang mereka pilih. Namun, mereka menghadapi kesulitan mengartikulasikan gagasannya sendiri. Mereka kerap kali tampak kebingungan baik dalam menjawab pertanyaan lawan debat atau bahkan dalam mendebat lawan. Mereka juga terlihat kurang kompak dan kurang memanfaatkan waktu yang tersedia.

Sedangkan kelompok yang menjadi juara pertama memiliki keberanian dalam menjelajahi gagasan, terlepas dari ide itu tepat atau tidak. Hal itu memperlihatkan wawasan mereka yang lebih luas. Mereka juga tampak lebih siap dalam menghadapi kompetisi ini. Mereka kelihatannya tidak hanya belajar mengenai sastra tetapi juga teori-teori lainnya. Mereka mampu memanfaatkan waktu dengan sangat baik dan demikian kompak. Mereka juga menyadari bahwa dalam kompetisi ini, penguasaan aksi panggung dan retorika sangat penting.

Namun, konsistensi mereka dalam menampilkan satu sudut pandang yang kuat juga menjadi kekurangan kelompok ini. Kerap kali tafsiran mereka terlalu jauh dan cenderung memfilosofikan penafsiran mereka sendiri terhadap puisi-puisi Chairil. Hasilnya narasi lebih kuat daripada analisis.

 

 

Berdasarkan hasil penjurian dan diskusi yang dilaksanakan, Dewan Juri mengambil keputusan Pemenang II Kompetisi Debat Sastra Tingkat SMA 2022 adalah:

Cinta, Patriotisme, dan Perang; Suara ‘Amerika’ dalam Sajak-Sajak Chairil Anwar karya Kelompok Senja di Pelabuhan Kecil (SMAS ISLAM NURUL IMAN)

Dan Pemenang I:

Cinta Diri, Cinta Kamu, Cinta Bangsa: Mengungkap Rupa-Rupa Cinta dalam Kelindan Kalam si Binatang Jalan  karya Kelompok TigaMuda (BINUS SCHOOL Serpong)

 

Demikianlah keputusan Dewan Juri Kompetisi Debat Sastra Tingkat SMA 2022 dibuat dan tidak dapat diganggu gugat.

 

Jakarta, 29 Oktober 2022

 

Dewan Juri

Arief Bagus Prasetyo
Dewi Anggraeni
Nirwan Dewanto

 

Mengetahui

Zen Hae
Kurator Gagasan Komunitas Salihara

Chairil-banner web

Merayakan Seratus Tahun Kelahiran Chairil Anwar

Merayakan Seratus Tahun Kelahiran Chairil Anwar 
bersama Komunitas Salihara
27 Oktober – 30 Oktober 2022 | Teater & Galeri Salihara

 

Jakarta, 10 Agustus 2022 – Kesusastraan Indonesia tidak akan lepas dari tokoh Chairil Anwar. Sajaknya yang impresif kerap diperkenalkan kepada generasi muda sejak bangku Sekolah Dasar (SD). Karya-karya dari pria kelahiran Medan, 26 Juli 1922 atau tepat seratus tahun yang lalu tersebut juga telah diterjemahkan ke berbagai bahasa seperti Inggris, Belanda, Jerman, Perancis dan lain-lain. 

Kurator Edukasi dan Gagasan Komunitas Salihara, Zen Hae mengatakan bahwa Puisi Chairil Anwar merupakan pencapaian terbaik dalam sastra Indonesia yang menginspirasi perpuisian Indonesia modern di generasi selanjutnya, 

“Puisi-puisi Chairil Anwar adalah pencapaian terbaik sastra Indonesia pada paruh pertama abad ke-20. Ditulis dengan bahasa Indonesia yang modern dan segar, puisi-puisi Chairil Anwar menjadi penanda penting, bahkan semacam “cetak biru”, bagi perpuisian Indonesia modern masa itu dan masa berikutnya, sampai hari ini. Chairil memperbaharui bahasa Indonesia sebagai bahasa sastra, membuat puisi Indonesia masa itu menjadi berbeda dari puisi-puisi sebelumnya atau yang sezaman….”.

Untuk mengenang dan merayakan seratus tahun kelahiran sang penyair, Komunitas Salihara mengadakan program Seratus Tahun Chairil Anwar yang akan dilaksanakan pada 27-30 Oktober 2022 di Teater Salihara dan pameran arsip Aku Berkisar Antara Mereka pada 28 Oktober-04 Desember di Galeri Salihara.  Program Seratus Tahun Chairil Anwar di Salihara akan dimeriahkan oleh sejumlah acara yang berkaitan dengan Chairil Anwar. Mulai dari ceramah, diskusi berseri, debat sastra, pembacaan puisi hingga pameran arsip Chairil Anwar. 

 

Salihara Memperkenalkan Kembali Chairil Anwar Kepada Generasi Muda

Zen Hae menyampaikan bahwa tujuan dari program ini bukan hanya merayakan seratus tahun kelahiran Chairil Anwar sebagaimana yang telah terjadi di banyak tempat, tetapi lebih dari itu, memperkenalkan kembali Chairil kepada khalayak pembaca dan kritikus generasi muda. 

“Program-program di Salihara berusaha menawarkan pertimbangan baru terhadap karya Chairil Anwar. Dalam diskusi dan ceramah akan kelihatan bagaimana sosok seorang penyair bukanlah yang utama, tetapi yang jauh lebih penting adalah bagaimana karya-karyanya sampai kepada kita dalam nuansa dan penafsiran yang baru dan menyegarkan dan itu dilakukan hampir seluruhnya oleh para kritikus sastra generasi terkini.”

Adapun program-program yang dapat disaksikan di Seratus Tahun Chairil Anwar di Komunitas Salihara adalah ceramah yang akan disampaikan oleh Arif Bagus Prasetyo, seorang kritikus sastra dari Denpasar, yang akan menilik pembaharuan Chairil Anwar terhadap puisi berbahasa Indonesia masa 1940-an dan sesudahnya. Selain itu peserta juga bisa mengikuti diskusi berseri yang menampilkan para penulis pemenang Sayembara Kritik Sastra Dewan Kesenian Jakarta 2022 “Modernisme Chairil Anwar”, juga penulis undangan dalam tajuk Chairil Anwar dalam Enam Tilikan

 

Jadwal Acara:

 

Kamis, 27 Oktober 2022 

Ceramah: Modernisme Artistik Chairil Anwar | 19.00 WIB | Teater Salihara
Pembicara: Arif Bagus Prasetyo

 

Jumat, 28 Oktober 2022 

Diskusi Sesi 1: Chairil Anwar dalam Enam Tilikan | 16.00 WIB | Teater Salihara
Pembicara: Royyan Julian dan Laksmi Pamuntjak  | Moderator: Fariq Alfaruqi
Diskusi ini akan menimbang kepeloporan Chairil Anwar dalam khazanah puisi Indonesia modern. Bagaimana sosoknya tumbuh dan lingkungan kesusastraan saat itu mendukungnya? Bagaimana pula ia mengolah tema-tema penting dalam puisinya, misalnya tema maut yang konon disadapnya dari J. Slauerhoff.

Pembukan Pameran: Seratus Tahun Chairil Anwar: Aku Berkisar Antara Mereka | 19.00 WIB | Galeri Salihara
Pameran: 28 Oktober – 04 Desember 2022 | Galeri Salihara
Jam buka: Selasa-Minggu, 11.00-19.00 WIB | Senin dan hari libur nasional tutup.

 

Sabtu, 29 Oktober 2022

Final Kompetisi Debat Sastra: Membandingkan Chairil Anwar dan Penyair Amerika Serikat | 13.00 WIB | Teater Salihara
Acara ini akan menampilkan perdebatan antara kelompok Senja di Pelabuhan Kecil (SMAS Islam Nurul Iman) melawan Kelompok TigaMuda (Binus School Serpong). Keduanya merupakan kelompok dengan makalah terpilih hasil pilihan Dewan Juri. 

 

Diskusi Sesi 2: Chairil Anwar dalam Enam Tilikan | 16.00 WIB | Teater Salihara
Pembicara: Asep Subhan dan Yusri Fajar | Moderator: Dwi Ratih Ramadhany
Diskusi ini akan memperkarakan diksi-diksi kunci yang digunakan Chairil Anwar terkait aspek feminin dalam puisi-puisinya. Juga tentang bagaimana kecenderungan Chairil Anwar dan generasinya memperlakukan alam dalam puisi-puisinya. Apakah benar Chairil dan kawan-kawan tidak mengindahkan alam sebagaimana dituduhkan Sutan Takdir Alisjahbana?

Pembacaan Puisi | 19.00 WIB | Teater Salihara
Sutradara: Ruth Marini 

 

Minggu, 30 Oktober 2022

Diskusi Sesi 3: Chairil Anwar dalam Enam Tilikan | 13.00 WIB | Teater Salihara
Pembicara: Ari Adipurwawidjana dan Eka Ugi Sutikno 
Moderator: Dhianita Kusuma Pertiwi
Diskusi ini akan menimbang kembali modernisme Chairil Anwar, apakah benar Chairil Anwar sepenuhnya modernis dan dari mana ia menyerap modernisme itu. Juga soal bagaimana Chairil mengadaptasi puisi Conrad Aiken jika ditilik dari sudut Studi Penerjemahan.

Diskusi: Modernisme Artistik di Sekitar Chairil Anwar: Seni Rupa dan Arsitektur
16.00 WIB | Teater Salihara
Pembicara: Ari Respati dan Setiadi Sopandi | Moderator: Ibrahim Soetomo
Diskusi ini akan membahas perkembangan modernisme artistik di bidang seni rupa dan arsitektur. Bagaimana modernisme artistik di dua bidang ini berkembangan dan beririsan dengan modernisme artistik di bidang sastra yang memunculkan Chairil Anwar sebagai tokoh penting.

 

Diharapkan bahwa rangkaian program ini dapat memahami lebih dalam terhadap sosok Chairil Anwar itu sendiri.  Kami mengajak peserta untuk bersama-sama menghidupkan kembali sang penyair lewat sajian diskusi, perdebatan, serta pameran arsip akan karya-karya legendarisnya yang akan tetap hidup puluhan tahun ke depan.

 

Tentang Komunitas Salihara Arts Center

Komunitas Salihara Arts Center adalah sebuah institusi kesenian dan kebudayaan yang selalu menampilkan kesenian terkini dari Indonesia dan dunia, baik yang bersifat pertunjukan maupun edukasi, dalam lingkungan kreatif dan sejuk di tengah keramaian selatan Jakarta.

___________________________________________________________________ 

Untuk mengetahui detail pertunjukan silakan kunjungi sosial media Komunitas Salihara: Twitter @salihara | Instagram @komunitas_salihara | atau hubungi: media@salihara.org