Decenta dan Sejarah Desain Kita

Share on facebook
Share on twitter
Share on whatsapp

Pada 1973, lima orang perupa bersepakat mendirikan sebuah biro desain berbadan hukum Perseroan Terbatas (PT) yang diberi nama Decenta (Design Center Association). Kesepakatan ini diputuskan setelah berhasil mengerjakan proyek Convention Hall dan mendapatkan dana yang cukup besar sebagai tabungan awal mendirikan sebuah biro desain. Kelima perupa ini adalah A.D. Pirous, Gregorius Sidharta, Adrian Palar, Sunaryo, T. Sutanto dan Priyanto Sunarto. Berbekal kemampuan mereka dalam hal seni rupa dan desain, Decenta diciptakan dengan visi untuk menjadi perusahaan biro desain dengan kekhasan pilihan gaya artistik. Beraneka ragam hias tradisi Indonesia sebagai pokok soal maupun modus artistik dijelajahi oleh mereka untuk eksekusi proyek-proyek perancangan (elemen estetik, monumen, desain interior, desain grafis) dan penciptaan seni. Decenta juga sekaligus sebagai ruang untuk menempa pengalaman-pengalaman mereka dalam menjadi pakar bidang seni dan desain. 

Pada praktik kerja Decenta, mereka banyak menangani klien-klien dari lembaga negara. Mereka menerapkan elemen dekoratif yang khas dari daerah lembaga tersebut. Berbeda dengan menangani klien dari lembaga negara yang berada di Jakarta, mereka menerapkan perpaduan elemen dekoratif dari sejumlah daerah tertentu. Pilihan tersebut diterapkan sebagai salah satu modus untuk mengimplementasikan gagasan rezim Orde Baru tentang identitas kebudayaan nasional yang bersumber dari puncak-puncak kebudayaan daerah. 

Decenta juga memelopori teknik desain grafis yang disebut dengan istilah cetak saring. Istilah cetak saring pertama kali dipakai oleh Decenta. Pada awalnya Decenta menggunakan teknik cetak saring untuk kepentingan komersial, berjalannya waktu teknik tersebut hadir sebagai misi Decenta untuk mempromosikan seni grafis. Teknik cetak saring Decenta juga memiliki karakteristik yang khas. Karya cetak saring DECENTA banyak hadir dalam bentuk sampul poster, sampul buku, maupun karya yang bisa dijadikan elemen dekorasi. 

Selain dalam mengurus elemen dekorasi dan teknik seni grafis cetak saring, Decenta juga memiliki peran penting dalam dunia pendidikan, terlebih karena anggota Decenta terdiri dari seniman dan juga para pengajar seni. Mereka sebagai pendidik turut memperluas perwujudan seni nonrepresentasional apolitis yang sebelumnya dibatasi oleh perupaan formalis ala Mazhab Bandung. Teknik-teknik penciptaan yang ditawarkan oleh Decenta sangat memungkinkan untuk diajarkan pada mahasiswa seni rupa dan desain. Salah satu teknik penciptaan tersebut adalah dengan menggunakan ragam hias tradisi dan primitif Indonesia untuk dipadukan dalam lukisan, patung, dan serigrafi. 

Decenta mengerjakan proyek-proyek elemen estetik, desain interior, monumen, dan desain grafis di tengah kondisi di mana studio-studio seni terapan mulai dirintis dan dikembangkan oleh Departemen Seni Rupa ITB. Maka pengalaman juga teknik penciptaan dalam kerja-kerja Decenta menjadi hal yang penting sebagai bahan ajar studio seni terapan yang tengah dirintis pada era itu. 

Seperti apa sejarah panjang dan siapa sajakah yang berperan penting dalam keberlangsungan Decenta pada masa politik Orde Baru? Komunitas Salihara akan menggelar pameran tentang sejarah panjang Decenta. Bersama kurator tamu Chabib Duta Hapsoro, pameran ini akan digelar sepanjang Mei hingga Juni 2023. Menilik kembali bagaimana salah satu biro desain penting di Indonesia bertumbuh, akan membawa kita pada perjalanan panjang tentang seni rupa dan desain di Indonesia yang perlu kita ketahui sebagai salah satu upaya mengenal identitas dan sejarah bangsa.

Shopping Basket

Berlangganan/Subscribe Newsletter