Kata siapa puisi harus dirangkai dengan kata-kata yang rumit? Melalui karya-karya Joko Pinurbo alias Jokpin, kita bisa tahu kalau ternyata puisi bergaya liris dapat dirangkai dengan perpaduan narasi jenaka dan ironi. Karya-karya Jokpin selalu punya warna dan keunikan tersendiri dalam puisi Indonesia.
Tak hanya dari gaya penulisan, Jokpin mengolah citraan obyek-obyek keseharian menjadi narasi puisi yang mengajak kita merenungkan sesuatu. Ia bisa saja membuat barang-barang “tidak cantik” di sekitarnya menjadi puisi yang indah dan bermakna. Puisi-puisi yang terbilang nyeleneh ini justru menghadirkan nilai refleksi yang menyentuh absurditas kehidupan sehari-hari. Nah, buat kamu yang gemar menulis puisi, yuk intip empat cara di bawah ini supaya tulisanmu bisa seperti Joko Pinurbo:
Berpuisi dari Benda dan Peristiwa Keseharian
Seperti Joko Pinurbo, kamu bisa mulai belajar menulis puisi berdasarkan rekaan pengamatanmu dari kehidupan sehari-hari. Misalkan dari ikan-ikan yang berenang di dalam akuarium atau telur-telur yang sedang duduk manis di dalam lemari pendingin atau sebuah peristiwa kibaran sarung.
Jokpin sangat piawai menyulap benda-benda biasa menjadi puisi. Intip saja karya-karyanya yang terkenal, tiga judul “Celana” dalam kumpulan puisi Celana (1996). Melalui tiga puisi tersebut, ia sekaligus menceritakan pencarian jati diri manusia. Menarik bukan? Ini adalah salah satu baitnya:
“Kalian tidak tahu ya,
aku sedang mencari celana
yang paling pas dan pantas
buat nampang di kuburan?”
Lalu ia ngacir
tanpa celana
dan berkelana
mencari kubur ibunya
hanya untuk menanyakan,
“Ibu kausimpan di mana celana lucu
yang kaupakai waktu bayi dulu?”
(Sumber: “Celana 1”, Celana (1999)
Penggunaan Diksi yang Sederhana
Ketika menulis puisi, kita tak harus merangkai kata-kata rumit untuk menghasilkan keindahan. Pemilihan kata Jokpin yang sederhana sama sekali tidak mengurangi estetika dalam puisinya. Oleh karena itu, cobalah membuat puisi dengan kata-kata yang sederhana namun bermakna. Mulai saja menulis puisi dengan kata-kata yang memudahkanmu menggambarkan perasaan. Setelah itu, coba baca kembali karyamu dan pastikan pemilihan diksi yang dipakai sesuai dengan alur dan punya kecocokan komposisi dari bait ke bait.
Humor sebagai Sarana Menikmati Hidup
Jokpin membuat puisi liris dapat disampaikan dengan narasi yang menggelitik. Humor dalam puisi ini dipakai untuk menghibur dan mencairkan suasana. Tak sebatas itu, penggunaan humor dalam puisi juga bisa dijadikan cara penulis untuk menikmati hidup.
Di balik guyonan-guyonan tersebut, tentu tersirat cerita yang ingin disampaikan bukan? Maka itu, tak hanya menghibur, penggunaan narasi humor ternyata bisa dipakai sebagai permainan logika juga lho. Kamu bisa membaca salah puisi Jokpin terbaru yang berjudul Perjamuan Khong Guan (2020) yang terinspirasi dari kaleng biskuit legendaris. Lah!
Perbanyak Membaca dan Mendengar Puisi
Nah, cara terakhir yang tak kalah penting adalah jangan lupa untuk memperluas wawasan puisimu dengan banyak membaca dan mendengarkan puisi. Dengan begitu, kamu bisa memperkaya perbendaharaan kata, pemilihan diksi, sekaligus menemukan karaktermu sendiri dalam menulis puisi.
Tentu terlepas dari banyak membaca dan menulis, perbanyak juga menjelajahi bidang-bidang ilmu yang lain sehingga ada banyak hal menarik yang bisa kamu angkat ke dalam puisimu. Dan selama berpuisi, jangan lupa bersenang-senang ya!
Setelah baca cara singkat menulis ala Jokpin di atas, kita jadi tahu bahwa menulis dengan narasi sederhana yang jenaka juga bisa menghasilkan keistimewaan sendiri dalam puisi. Dengan sering menulis dan membaca, kamu juga bisa menghasilkan puisi sekeren Joko Pinurbo!
Selain Joko Pinurbo, kita juga punya sastrawan lain yang menulis puisi liris. Siapa saja sastrawan itu? Yuk tonton Peta Sastra Indonesia episode 10 untuk berkenalan.