jb2023

Menemukan Bentuk Estetika Baru dalam Musik Jazz Tanah Air

Salihara Jazz Buzz 2023:
Pertukaran/Exchange

04, 05, & 11 Februari 2023
Teater Salihara | Sabtu, 20:00 WIB | Minggu, 16:00 WIB
Penampil: Filipus Cahyadi Project, Guernica Quartet, dan Sandikala Ensemble
Kolaborator: Adra Karim, Indra Perkasa, dan Sri Hanuraga

 

Jakarta, 19 Januari 2022 – Salah satu program unggulan yang mendapat tanggapan dan perhatian besar dari publik terkait Komunitas Salihara Arts Center adalah Salihara Jazz Buzz; sebuah festival jazz tahunan yang menampilkan pilihan genre, komposisi dan presentasi konsep musik baru. Berkaca dari suksesnya acara Salihara Jazz Buzz 2022 digelar, kini Komunitas Salihara kembali hadir pada Februari 2023 bersama para musisi pilihan hasil undangan terbuka pada pertengahan 2022 lalu. 

Sejak 2016, Salihara Jazz Buzz selalu mengusung ide besar Jazz Sans Frontières, sebuah gagasan dan konsep musikal “lintas-batas”. Hal tersebut menjadikan Salihara Jazz Buzz sebagai salah satu acara yang paling diminati oleh pemirsa seni Komunitas Salihara. Tema Pertukaran/Exchange ini menjadi bukti nyata bahwa Salihara Jazz Buzz ingin menampilkan sifat jazz yang mampu menjelajah ke genre musik lain.

Kurator Musik dan Tari Komunitas Salihara, Tony Prabowo mengatakan tema Exchange ini dapat menghadirkan konsep baru di tengah masyarakat penikmat musik Jazz.

 “Salihara sebagai penyelenggara pesta kesenian, tentu harapannya bisa memberikan suguhan yang segar, berkualitas, kebebasan berekspresi dan menawarkan konsep-konsep kebaharuan untuk masyarakat peminat musik dan peminat seni seluas-luasnya, di tengah banyaknya festival-festival jazz di negeri ini.”

Hasil dari Open Call (Undangan Terbuka) lalu menghadirkan tiga kelompok musisi terbaik versi tim kurator Salihara. Ketiga musisi tersebut adalah Filipus Cahyadi, Guernica Quartet, dan Sandikala Ensemble yang hadir dengan estetika masing-masing dalam menghadirkan nuansa baru musik jazz.

 

Pendatang Baru yang Perlu Diperhatikan

Tahun 2023 menjadi penanda baru bagi Salihara Jazz Buzz setelah masa pandemi berangsur usai. Di tahun ini, kita akan menyaksikan pertunjukan jazz lewat pengalaman yang sebagaimana mestinya yakni secara langsung pada 04, 05, dan 11 Februari mendatang di Teater Salihara. Selain memperlihatkan karya-karya orisinal mereka, ketiga musisi pilihan ini juga akan berkolaborasi dengan musisi senior untuk membawakan pertunjukan yang hanya bisa disaksikan di Salihara Jazz Buzz 2023.

Penampil pertama adalah Sandikala Ensemble (SE), grup ini merupakan grup asal Yogyakarta  dengan direktur artistik Dion Nataraja ini adalah sebuah grup dengan format yang banyak menggunakan  instrumen gamelan. Dion Nataraja, komponis dan direktur artistik SE yang saat ini sedang menyelesaikan program doktoralnya di University of California, menawarkan konsep yang lebih dalam pada improvisasi gamelan dan jazz. SE tidak sekadar mencampurkan  instrumen gamelan dan instrumen lain yang biasa digunakan dalam jazz, melainkan mencari titik temu yang lebih dalam misalnya mengeksplorasi konsep pathetan dalam gamelan ke improvisasi yang lebih bebas. Dalam kesempatan di Jazz Buzz ini, SE berkesempatan untuk berkolaborasi bersama musisi senior Sri Hanuraga dalam karya Hyperkembangan III  dan Improvisation I.

Selanjutnya adalah Filipus Cahyadi Project (FCP) yang merupakan grup dengan format kuintet. Sebagai direktur artistik dari FCP, Filipus Cahyadi menggunakan konsep pola hitungan ganjil di dalam komposisinya. kuintet ini menghadirkan Restha Wirananda (piano), Arini Kumara (selo), Kuba Skowronski (flute & tenor saksofon), Ferdinand Chandra (kontrabas & elektrik bas), Filipus Cahyadi (drum)  dan musisi senior Indra Perkasa yang akan berkolaborasi dengan FCP.

Terakhir ada Guernica Quartet (GQ) yang menjadi musisi penutup Salihara Jazz Buzz 2023. Guernica Quartet merupakan grup yang merepresentasikan karyanya lewat pencampuran berbagai genre musik dan instrumental yang beragam. Mereka mencoba mengeksplorasi suara dan berbagai jenis musik lain seperti musik tradisional Jepang, India, musik-musik Timur Tengah dan musik Armenia serta sequencer yang menyuarakan elemen suara-suara ‘etnis’. Dalam penampilan kali ini, Guernica Quartet juga akan berkolaborasi bersama musisi jazz senior Adra Karim.

Pertunjukan Salihara Jazz Buzz ini terbuka untuk umum. Untuk menyaksikannya, pengunjung bisa langsung melakukan pemesanan via tiket.salihara.org dengan harga Rp. 75.000 (dewasa) dan Rp. 50.000 (pelajar/mahasiswa).

 

Tentang Komunitas Salihara Arts Center

Komunitas Salihara Arts Center adalah sebuah institusi kesenian dan kebudayaan yang selalu menampilkan kesenian terkini dari Indonesia dan dunia, baik yang bersifat pertunjukan maupun edukasi, dalam lingkungan kreatif dan sejuk di tengah keramaian selatan Jakarta.

___________________________________________________________________ 

Untuk mengetahui detail pertunjukan silakan kunjungi sosial media Komunitas Salihara: Twitter @salihara | Instagram @komunitas_salihara | atau hubungi: media@salihara.org

semalam-masa silam

Teater Satu hadir membawakan Semalam Masa Silam Mengunjungiku

Sabtu, 10 Desember 2022 | 20:00 WIB
Minggu, 11 Desember 2022 | 16:00 WIB
Teater Salihara

 

Jakarta, 01 Desember 2022– “Ketika desa-desa berubah menjadi kota; ladang, sawah, kebun-kebun yang hijau berubah menjadi bangunan-bangunan beton, tiang listrik, pemancar satelit, jalan layang, toko-toko, supermarket, minimarket, bioskop, tersebar bak jamur di mana pun. Bersamaan dengan itu, setiap orang kehilangan ikatannya dengan masa lalunya; sejarahnya, dan biografi hidupnya”. Berikut merupakan penggalan dari sinopsis mengenai pentas Semalam Masa Silam Mengunjungiku yang akan dibawakan oleh Teater Satu (Bandar Lampung); ditulis dan disutradarai oleh Iswadi Pratama selaku salah satu pendiri dari kelompok teater tersebut.

Pementasan ini merupakan bentuk kerja sama antara Teater Satu dengan Komunitas Salihara yang bisa disaksikan di Teater Salihara pada Sabtu (10 Desember 2022) dan Minggu (11 Desember 2022). Lakon Semalam Masa Silam Mengunjungiku dibawakan secara khusus sebagai bentuk hasil riset dan eksplorasi yang dilakukan oleh rekan-rekan Teater Satu sebagai bentuk persembahan kepada seniman-seniman yang sudah wafat. Karya ini bercerita mengenai kerinduan akan “masa silam” setelah lama terkapar di dalam bangsal-bangsal Rumah Sakit Besar bernama “Jakarta”.

Teater Satu (Bandar Lampung) adalah kelompok teater yang berdiri pada 18 Oktober 1996. Didirikan oleh Iswadi Pratama, Imas Sobariah, dan Ema. Sejak 1996 teater ini telah memproduksi 52 nomor pertunjukan dan aktif mengembangkan, merintis, dan menghimpun teater pelajar seprovinsi Bandar Lampung. Dalam rentang 1996 hingga sekarang, teater ini juga aktif memainkan naskah-naskah baik dari karya Indonesia dan mancanegara, Teater Satu juga meraih berbagai prestasi berskala nasional maupun internasional.

Untuk bisa menikmati pertunjukan ini, pengunjung bisa melakukan pemesanan tiket melalui tiket.salihara.org dengan biaya Rp150.000,- (umum) dan Rp75.000,- (pelajar). 

 

Jajaran Produksi 

Sutradara: Iswadi Pratama
Asisten Sutradara: Rarai Masae
Koreografer: Ari Ersandi
Manajer: Imas Sobariah
Tim Produksi: Baysa Deni & Vita Oktaviana
Manajer Panggung: M. Aria Gibran
Penata Cahaya: Ahmad Jusmar
Penata Musik: Anas Nurhada, Alex, Nigel, Nursini, Taufik
Penata Artistik: Ari Ersandi, Ikhtiar Pratama, M Aria Gibran, M Ragah
Penata Rias & Kostum: Afrizal AR, Wika Widya
Penata Seni Video: Adji Nugroho
Pemain: Afrizal AR, Amelia Yusmaneti, Baysa Deni, Denta Pratama, Deri Efwanto, Deri Setiawan, Desi Susanti, Dodi Firmansyah, Dona Sabatina, Gandi Maulana, Ikhtiar Pratama, Izzati Isyarah, Jayen Sugianto, Laras Utami, M Ragah, Riza Kharisma, Wika Widya.

 

Tentang Komunitas Salihara Arts Center

Komunitas Salihara Arts Center adalah sebuah institusi kesenian dan kebudayaan yang selalu menampilkan kesenian terkini dari Indonesia dan dunia, baik yang bersifat pertunjukan maupun edukasi, dalam lingkungan kreatif dan sejuk di tengah keramaian selatan Jakarta.

___________________________________________________________________ 

Untuk mengetahui detail pertunjukan silakan kunjungi sosial media Komunitas Salihara: Twitter @salihara | Instagram @komunitas_salihara | atau hubungi: media@salihara.org

Event-Slider-T1

Kelas Akting Salihara 2022 Hadir dalam Tiga Lakon

Jumat, 25 November 2022 |Kotak Teka-Teki | 20:00 WIB
Sabtu, 26 November 2022 |Tuhan, Tolong Bunuh Emak & Makan Malam | 20:00 WIB
Teater Salihara

 

Jakarta, November 2022 – Komunitas Salihara dengan bangga mempersembahkan pementasan Kelas Akting Salihara 2022 pada 25 dan 26 November 2022. Pementasan ini menghadirkan peserta Kelas Akting Tingkat 1 dan 2 yang akan membawakan tiga lakon yakni: Kotak Teka-Teki, Tuhan, Tolong Bunuh Emak, dan Makan Malam.

Kelas Akting Salihara sendiri merupakan program reguler yang diselenggarakan setiap tahun; kelas dibagi dalam Tingkat 1 dan Tingkat 2. Dalam program ini, peserta akan mendalami metode keaktoran menggunakan Sistem Stanislavski selama tiga bulan dan kelas ini bisa diikuti oleh siapa saja yang tertarik untuk menyelami seni peran tanpa menimbang latar belakang keaktoran masing-masing peserta. Pada akhir kelas, para peserta harus mempresentasikan hasil latihan mereka dalam bentuk sebuah pementasan yang bisa dilihat pada Jumat dan Sabtu pekan ini.

Kurator Teater Komunitas Salihara, Hendromasto Prasetyo mengatakan tujuan utama dari program Kelas Akting ini adalah untuk mendistribusikan pengetahuan kepada mereka yang tertarik mendalami seni peran. Hasil dari pelatihan ini tentunya dapat diimplementasikan sesuai kebutuhan masing-masing peserta dalam kehidupan sehari-hari.

“Program ini sejak awal didesain untuk menjadi ruang mendistribusikan pengetahuan yakni seni peran. Kita percaya seni peran tidak hanya berguna bagi para aktor di panggung atau di depan kamera, tetapi juga bisa untuk keseharian. Bagaimana seni peran dapat dipahami semua orang tanpa peduli latar belakangnya. Jadi hadirnya kelas ini adalah untuk mereka bisa mendalami dan mengimplementasikannya sesuai dengan kebutuhan masing-masing.”

Kelas ini dilatih langsung oleh Rukman Rosadi yang juga akan hadir sebagai sutradara dalam tiga lakon yang akan dipentaskan. Menariknya, dalam Kelas Akting tahun ini, peserta Tingkat 2 akan memainkan dua naskah hasil dari Kelas Menulis Lakon Salihara yakni Tuhan, Tolong Bunuh Emak yang ditulis oleh Yessy Natalia dan Makan Malam oleh Aziz Azthar. Ini merupakan terobosan baru yang dilakukan oleh Kelas Akting Salihara 2022 ini. Melalui kedua karya ini, peserta Tingkat 2–yang sebelumnya harus sudah mengikuti Tingkat 1–akan menghadirkan karakter-karakter khusus dalam lakon yang belum pernah dipentaskan dalam bentuk teater sebelumnya.

Pada pentas peserta Tingkat 1 yang akan dipentaskan pada Jumat, 25 November 2022, peserta akan membawakan Kotak Teka-Teki yang ditulis oleh Rukman Rosadi. Naskah ini sendiri bercerita tentang  garis-garis yang membingkai perjalanan hidup tiap manusia. Garis yang pada satu langkah perhentian kadang membawa pada keterasingan yang penuh teka-teki. Melalui pentas yang berdurasi 40 menit, peserta akan menguji diri mereka masing-masing seturut dengan Sistem Stanislavski yang telah mereka pelajari.

 

Tentang Acara: 

Kotak Teka-Teki 

Penampil: Kelas Akting Salihara Tingkat 1 2022
Sutradara: Rukman Rosadi
Durasi: 40 menit

Sinopsis:

Peserta Kelas Akting Salihara Tingkat 1 akan mementaskan Kotak Teka-Teki karya Rukman Rosadi. Karya ini menyajikan garis-garis yang membingkai perjalanan hidup tiap manusia. Garis yang pada satu langkah perhentian kadang membawa pada keterasingan penuh teka-teki. Garis-garis itu merupa kotak persembunyian yang mempertemukan aku dan ‘aku’ di mana tak ada lagi celah keluar dari diri sendiri. Di sana, kerap muncul dialog-dialog tanpa bunyi yang kadang sesak dengan tanda baca.

Daftar Pemain:

Ade Manggoana, Amanda Gondowijoyo, Anne Yasmine, Dimas Danang Suryonegoro, Ego Heriyanto, Elghandiva Astrilia T., Erik Lasmono, Fifira A. Maharani, Henry C. Widjaja, Karen Beverly, Maudy Puteri Agusdina, Nadine Adyla, Natalius Chendana, Natanya Aloifolia, Ravi Septrian, Sal Priadi, Zulfa Maharani

 

********

 

Tuhan, Tolong Bunuh Emak 

Penampil: Kelas Akting Salihara Tingkat 2 2022
Sutradara: Rukman Rosadi
Naskah: Yessy Natalia
Durasi: 40 menit

 

Sinopsis:

Tuhan, Tolong Bunuh Emak menceritakan tentang Bekti seorang pegawai rendahan yang tengah gundah. Uang bonus tahunan yang ia terima masih jauh dari cukup untuk menutup kebutuhannya. Ia dikejar utang sementara anaknya butuh dana masuk kuliah dan ibunya perlu biaya pengobatan akibat kanker.

Ia juga menyaksikan tetangganya mati bunuh diri akibat terbelit utang. Di saat yang sama, ibu Bekti meminta hidupnya diakhiri demi melenyapkan rasa sakit dan tak menjadi beban hidup bagi Bekti. 

Daftar Pemain:

Anton E. Girgis, Ranggih Wukiranuttama (pemain tamu), Rezky Dwimarsya, Tisha Hudaya Winny Diyah Triswandhani 

 

*******

 

Makan Malam

Penampil: Kelas Akting Salihara Tingkat 2 2022
Sutradara: Rukman Rosadi
Naskah: Aziz Azthar
Durasi: 45 menit

 

Sinopsis:

Gadis berulang tahun ke-80 mengadakan makan malam bersama keempat anaknya. Mereka adalah Ruben, Nora, Wina, dan Fajar. Makan malam itu menjadi tegang karena masing-masing anak menumpahkan masalah dalam hidup mereka. Selain itu, Wina ingin meja tua di ruang makan diganti dengan yang baru, sedangkan Gadis menolak mengganti meja yang sudah menemani keluarganya sejak tahun 1960-an. Satu per satu anaknya mengungkapkan kenangan terhadap meja itu. Dari cerita tersebut, ternyata ada rahasia yang belum dipahami oleh anak-anaknya. Apakah keluarga ini akan saling memahami atau malah tercerai berai?

Profil Pemain:

Andhika Prabowo, Fransisca Desy Aryani, Marsha Habib, Rizal Iwan, Winny Diyah Triswandhani

Tentang Sutradara dan Penulis Naskah

Rukman Rosadi adalah pengajar seni peran di Institut Seni Indonesia (ISI) Yogyakarta. Bersama Saturday Acting Club (SAC) ia menjelajahi panggung-panggung teater di dalam dan luar Indonesia. Pada 2018 ia memanggungkan The Decision karya Bertolt Brecht dalam Asian Directors Festival di Toyama, Jepang. Di tahun sebelumnya ia menggarap pementasan Hedda Gabler karya Henrik Ibsen. Selain teater, ia banyak terlibat dalam film dari Marsinah (2001), Rudy Habibie (2016), hingga Pengabdi Setan II dan Srimulat (2022). 

Aziz Azthar menulis sejak belajar alfabet di Sekolah Dasar. Setelah menulis puisi, cerpen, novel, artikel, sampai skenario, kini ia juga menulis naskah lakon. Makan Malam adalah naskah hasil dari Kelas Menulis Lakon Salihara 2022.

Yessy Natalia bergabung dengan komunitas seni D’ArtBeat sejak 2000. Ia juga tampil dalam drama musikal dan menulis naskah drama. Tuhan, Tolong Bunuh Emak adalah naskah teater well-made pertamanya sekaligus hasil dari Kelas Menulis Lakon Salihara 2021. 

 

Tentang Komunitas Salihara Arts Center

Komunitas Salihara Arts Center adalah sebuah institusi kesenian dan kebudayaan yang selalu menampilkan kesenian terkini dari Indonesia dan dunia, baik yang bersifat pertunjukan maupun edukasi, dalam lingkungan kreatif dan sejuk di tengah keramaian selatan Jakarta.

___________________________________________________________________ 

Untuk mengetahui detail pertunjukan silakan kunjungi sosial media Komunitas Salihara: Twitter @salihara | Instagram @komunitas_salihara | atau hubungi: media@salihara.org

web banner-2022-sep-membaca BPUPKI

Melihat Proses Membaca Kitab yang “Hilang”: Risalah BPUPKI bersama Komunitas Salihara

Zoom Webinar Salihara | 04 Oktober – 22 Desember 2022 

Jakarta, 01 November 2022 – Setelah sukses menggelar delapan sesi awal program Membaca Kitab yang “Hilang”: Risalah BPUPKI, Komunitas Salihara berterima kasih kepada antusiasme peserta yang hadir untuk sama-sama membaca dan menilik buah pemikiran para pendiri bangsa dalam program ini. Mulai dari pembahasan dasar negara, bentuk negara, dan yang terakhir (dalam sesi kedelapan ini) yakni pembahasan mengenai batas-batas negara dalam rapat yang diketuai oleh Radjiman Wedyodiningrat.

Program Membaca Kitab yang “Hilang”: Risalah BPUPKI merupakan program pembacaan secara daring yang diinisiasi oleh Komunitas Salihara dengan kolaborator Teater Ghanta. Tujuan dari program ini adalah untuk melihat kilasan sejarah dan berempati terhadap kejadian yang terjadi di detik-detik kelahiran NKRI. Program yang sudah berjalan sebanyak delapan sesi dari 25 sesi ini mengajak peserta untuk memilih peran yang mereka kehendaki mulai dari tokoh-tokoh bangsa seperti Soekarno, Muhammad Yamin, Agoes Salim, Oto Iskandardinata dan tokoh lainnya.

Ikke Dirga Santoso, selaku perwakilan dari Teater Ghanta mengatakan bahwa kegiatan ini menarik bila menilik dari sisi kontroversi yang muncul selama pembacaan sembilan sesi terakhir. Menurutnya, pembacaan ini membuat kita dapat melihat sistem pengambilan keputusan yang terjadi di masa itu, yang dipengaruhi oleh desakan atau kepentingan elit.

“Hal menarik terkait BPUPKI sampai sesi sembilan ini adalah kontroversinya. Pada intinya risalah ini memang belum matang, karena desakan dan kepentingan elit untuk membangun kemerdekaan. Ini (program) sangat menarik, karena apa yang dihadirkan dalam sidang ini adalah gambaran ekosistem cara mengambil keputusan ala negara kita. Nilai sejarah di sini jadi bukan terletak pada bentuk arsipnya namun pada tokoh dan kebijakan yang dibuat dalam mengambil keputusannyalah yang menjadi sejarah.”

Salah satu peserta pembacaan risalah BPUPKI, Amilia Amin mengatakan bahwa program ini menarik diikuti karena selain dapat dilihat dari sisi kesejarahannya, dapat juga membangun atmosfir yang kurang lebih sama seperti dengan keadaan saat sidang terjadi.

“Dengan mengikuti program membaca risalah ini, menjadi lebih tahu akan penuansaan yang terjadi saat rapat BPUPKI berlangsung. Menurutku prosesnya cukup seru karena ternyata ada banyak sumber literasi lain mengenai BPUPKI yang ditemukan selain risalah yang dibaca. Ditambah lagi dengan kita ikut terlibat seakan-akan diajak untuk “terlibat” di dalam rapat BPUPKI.”

Untuk bisa merasakan suasana yang sama dengan Amilia, publik masih bisa mengikuti sesi selanjutnya yang rutin dilaksanakan hingga 22 Desember 2022, setiap Selasa dan Kamis pukul 19:00 WIB via Zoom Salihara. Selain dapat memilih peran, peserta juga dipersilakan untuk menjadi narator, atau hadir sebagai pendengar saja. Untuk bisa mengetahui jadwal sesi, publik bisa melihat di laman kami:

https://salihara.org/membaca-kitab-yang-hilang-risalah-bpupki/

Tidak hanya membaca, peserta juga bisa berdiskusi bersama membicarakan hasil pembacaan terkait temuan-temuan baru yang didapat setelah sesi pembacaan berakhir. 

 

Tentang Komunitas Salihara Arts Center

Komunitas Salihara Arts Center adalah sebuah institusi kesenian dan kebudayaan yang selalu menampilkan kesenian terkini dari Indonesia dan dunia, baik yang bersifat pertunjukan maupun edukasi, dalam lingkungan kreatif dan sejuk di tengah keramaian selatan Jakarta.

___________________________________________________________________ 

Untuk mengetahui detail pertunjukan silakan kunjungi sosial media Komunitas Salihara: Twitter @salihara | Instagram @komunitas_salihara | atau hubungi: media@salihara.org

loker

Tafsir Pribadi Karna dalam Pentas Surat-Surat Karna

Teater Salihara | 12-13 November 2022
Sutradara & Penulis: Goenawan Mohamad
Tiket: Rp100.000 (umum) | Rp75.000 (pelajar/hahasiswa)

 

Jakarta, 03 November 2022 – Sebagai tokoh pewayangan, tokoh Karna diceritakan berbeda dengan tokoh-tokoh lainnya seperti para Kurawa maupun Pandawa. Ia bertempur di pihak Kurawa meski bukan seorang Kurawa; Ia merupakan anak Kunthi meskipun bukan bagian dari Pandawa. Goenawan Mohamad, selaku Penulis Lakon dan Sutradara menaruh perhatian khusus terhadap tokoh ini. Baginya, Karna bukanlah siapa-siapa, bukan dari kalangan bangsawan dan juga tidak perkasa. Sisi minoritas dalam diri Karna inilah yang diharapkan dapat memantik empati bagi siapa pun yang mendengar kisahnya. Seorang kesatria dari golongan minoritas yang mendambakan status bangsawan. 

“Ini (Surat-Surat Karna) adalah pentas yang bagus dan sudah 11 tahun lamanya tidak dipentaskan. Karna ini kan manusia yang tidak perkasa, tidak dalam golongan manapun. Dia minoritas dalam minoritas. Sehingga kita harus punya empati. Dia anak rakyat yang ingin menjadi bangsawan.” ujar Goenawan.

Goenawan menafsirkan kisah Karna dengan memanfaatkan naskah Jawa Kuno, cerita tentang nasib tragis anak “rahasia” Kunthi; ibu dari para Pandawa–Arjuna, Bima, dan Yudhistira–tersebut. Dalam Perang Bharatayudha, Karna berada di pihak Kurawa yang akan bertempur melawan Arjuna. Sosoknya begitu misterius, asal usulnya tidak jelas. Ia lahir sebelum kelima Pandawa dan hidup jauh dari sorotan keluarga kesatria, ia diasuh oleh keluarga dari kasta Sudra yang merupakan seorang kusir kereta para bangsawan. Karna tidak tahu bahwa dia adalah seorang anak bangsawan karena ia dibuang setelah ia dilahirkan, ia dipisahkan secara paksa tanpa sepengetahuan Kunthi, ibunya.

Cerita ini dikemas dengan menggunakan sudut pandang empat tokoh yakni Karna, Radha; ibu yang mengasuh Karna, Kunthi; ibu yang melahirkan, dan Parashurama; guru yang melatih dan memberikan pengetahuan menceritakan kisah sang kesatria misterius tersebut. Sebelas tahun lalu, pada 2011 Surat-Surat Karna pernah dipentaskan di Teater Salihara pada 17-20 November. Berbeda dengan pementasan sebelumnya, pada pertunjukan kali ini produksi Surat-Surat Karna akan dipentaskan ala teater Brecht yakni menggunakan metode dramaturgi berdasarkan pada ide Bertold Brecht, seorang tokoh teater Marxis terkemuka di tahun 1930-an.

Hendromasto Prasetyo, Kurator Teater Komunitas Salihara mengatakan bahwa metode Brechtian yang digunakan dalam pertunjukan ini mengusung gaya pemanggungan di mana secara sengaja memperlihatkan kepada penonton bahwa apa yang dipresentasikan di atas panggung adalah peristiwa yang kontras dan berjarak dengan realitas keseharian. Metode ini sangat berbeda dengan ala realisme Stanislavski yang mengejar kewajaran demi menyakinkan penonton lewat pendekatan sehari-hari.

“Tidak seperti realisme ala Stanislavski yang mengejar kewajaran demi menyakinkan penonton hingga memerlukan kedekatan dengan kenyataan sehari-hari, Brechtian justru secara sengaja menuntun audiens agar sadar bahwa presentasi di atas pentas adalah peristiwa panggung yang berjarak lagi kontras dengan realitas keseharian. Dari sana, pertunjukan di jalan Brechtian diharapkan mampu mengetuk kesadaran penonton dan mengubah kenyataan.” 

Surat-Surat Karna akan dimainkan oleh sejumlah tokoh seperti Landung Simatupang sebagai Parashurama, Ruth Marini sebagai Kunthi, Syam Ancoe Amar sebagai Karna, dan Rebecca Kezia sebagai Radha. Dipentaskan di Teater Salihara, 12 November 2022 pukul 20:00 WIB dan 13 November 2022 pukul 16:00 WIB. Pementasan ini akan dimainkan dalam durasi 90 menit menyajikan sudut pandang baru terhadap tokoh Karna yang jarang disorot dalam kisah-kisah pewayangan pada umumnya.

 

Tentang Sutradara

Goenawan Mohamad dikenal sebagai penulis esai, penyair dan perupa. Ia juga menulis lakon di antaranya, Karna, Tan Malaka, Gundala Gawat dan Visa. Ia membuat dua cerita untuk wayang kulit: Wisanggeni dan Alap-alapan Surtikanti. Karya terbarunya adalah Kitab Kurawa (2022).

Tentang Komunitas Salihara Arts Center

Komunitas Salihara Arts Center adalah sebuah institusi kesenian dan kebudayaan yang selalu menampilkan kesenian terkini dari Indonesia dan dunia, baik yang bersifat pertunjukan maupun edukasi, dalam lingkungan kreatif dan sejuk di tengah keramaian selatan Jakarta.

___________________________________________________________________ 

Untuk mengetahui detail pertunjukan silakan kunjungi sosial media Komunitas Salihara: Twitter @salihara | Instagram @komunitas_salihara | atau hubungi: media@salihara.org

Mengenang Seratus Tahun Kelahiran Chairil Anwar dalam Pameran Aku Berkisar Antara Mereka

28 Oktober – 04 Desember 2022 | Galeri Salihara

Jakarta, 31 Oktober 2022 – Kesusastraan Indonesia tidak akan lepas dari tokoh Chairil Anwar. Kurator Edukasi dan Gagasan Komunitas Salihara, Zen Hae, mengatakan bahwa Puisi Chairil Anwar merupakan pencapaian terbaik dalam sastra Indonesia yang menginspirasi perpuisian Indonesia modern di generasi selanjutnya.

Menjadi salah satu rangkaian dari program Seratus Tahun Chairil Anwar yang diselenggarakan oleh Komunitas Salihara, pameran arsip sang penyair dengan tajuk Aku Berkisar Antara Mereka telah dibuka pada 28 Oktober 2022 dan masih dapat dikunjungi oleh publik hingga 04 Desember 2022. 

Pembukaan pameran ini juga menghadirkan sambutan dari sejumlah tokoh-tokoh penting seperti: Goenawan Mohamad; sastrawan dan pendiri Komunitas Salihara, Nadiem Anwar Makarim; Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi, Eka Nuretika Putra; Kepala Bidang Deposit Pengembangan Koleksi, Layanan dan Pelestarian Dinas Perpustakaan dan Kearsipan DKI Jakarta, Laksmi Pamuntjak; sebagai perwakilan kurator pameran, dan resmi dibuka oleh Rizal Mallarangeng selaku Komisaris PT. Telkom Indonesia.

Rizal Mallarangeng memberi sambutan dalam peresmian pameran Aku Berkisar Antara Mereka. foto: Komunitas Salihara/Witjak Widhi Cahya

Pameran Aku Berkisar Antara Mereka merupakan sebuah program kerja sama dengan Pusat Dokumentasi Sastra H.B. Jassin yang dikuratori oleh Cecil Mariani dan Laksmi Pamuntjak.  Dalam tulisan kuratorial yang ditulis oleh keduanya, pameran ini ingin memaknai ulang kontribusi sang penyair dalam dunia sastra Indonesia dan memberikan dimensi lain selain mitos “binatang jalang” yang melekat pada dirinya.

“Popularitas Chairil tak dapat dilepaskan dari mitos “binatang jalang” yang telah lama berkembang seputar kepenyairannya. Kami percaya bahwa penyair tak berdiri sendiri; ia adalah produk tradisi yang mendahuluinya. Bagi kami, kekhususan Chairil justru terletak pada penghormatan dan pembaharuannya atas tradisi yang ia pilih, sesuai dengan wawasan, bacaan, kepribadian, hasrat dan situasinya.

Di sinilah perayaan seratus tahun bisa berharga: untuk memaknai ulang kontribusi sang penyair kepada sastra Indonesia, serta mendekonstruksi mitos-mitos seputar karya-karyanya. Dalam semangat itulah pameran ini hendak mengembalikan sang penyair kepada identitasnya yang hakiki: kata-katanya.”

Pameran ini tidak hanya menampilkan karya-karya Chairil Anwar saja namun juga memperlihatkan dimensi-dimensi lain dalam kesusastraannya seperti peran kritikus H.B. Jassin, pengaruh penyair-penyair dunia pada sajak-sajaknya, serta perdebatan sengit seputar mana yang merupakan karya asli, saduran, terjemahan atau jiplakan.

Pengunjung sedang menikmati salah satu bagian dalam pameran Aku Berkisar Antara Mereka.
foto: Komunitas Salihara/Witjak Widhi Cahya

 

Tidak hanya tentang Chairil Anwar, pameran ini juga menyoroti sejumlah tokoh baik dari kalangan pelukis Indonesia hingga penyair luar yang sedikit banyak memengaruhi kekaryaannya. Para kurator hendak menampilkan hubungan-hubungan yang terjadi sehingga bisa memberikan  gambaran sang tokoh terhadap sumber inspirasi yang datang dari pandangan akan seni rupa, agama, dan politik pergerakan.

Bagian penyair dunia yang memengaruhi kekaryaan Chairil Anwar dalam Aku Berkisar Antara Mereka.
foto: Komunitas Salihara/Witjak Widhi Cahya

 

Pameran Aku Berkisar Antara Mereka buka untuk umum dari 28 Oktober-04 Desember 2022. Dengan tiket masuk; Umum: Rp35.000,- dan Pelajar: Rp25.000,- pengunjung bisa menikmati seluruh tilikan sang penyair yang terbagi ke beberapa bagian. Pameran ini buka setiap Selasa-Minggu pukul 11:00-19:00 WIB.

 

Tentang Kurator

 

Cecil Mariani

Seorang desainer grafis, seniman, dan pengajar di program studi Desain Komunikasi Visual, Institut Kesenian Jakarta. Cecil juga tergabung dalam Prakerti Collective Intelligence, sebuah kolektif yang mendukung pengumpulan data untuk riset dan studi seni. Ia juga  merupakan anggota dari Sekolah Pemikiran Perempuan. Saat ini Cecil aktif sebagai bagian dari Komite Seni Rupa Dewan Kesenian Jakarta.

 

Laksmi Pamuntjak

Seorang penulis dwibahasa yang novel-novelnya telah diterbitkan ke dalam pelbagai bahasa. Novel pertamanya, Amba, memenangi Penghargaan Sastra Jerman LiBeraturpreis 2016. Film berdasarkan novel keduanya, Aruna dan Lidahnya, memenangi dua Piala Citra 2018 dan ditayangkan secara perdana di Eropa dalam Festival Film Internasional Berlinale.

 

Sejak tahun lalu, Laksmi menjadi host Podcast Kitab Kawin—sebuah siniar tentang perempuan dan pergulatan mereka, berdasarkan cerita-cerita dari kumpulan cerpennya. Laksmi kerap tampil di forum-forum sastra dan akademik internasional sebagai pembicara atau keynote speaker, termasuk di University of Oxford dan Australian National University (ANU).

 

Tentang Komunitas Salihara Arts Center

Komunitas Salihara Arts Center adalah sebuah institusi kesenian dan kebudayaan yang selalu menampilkan kesenian terkini dari Indonesia dan dunia, baik yang bersifat pertunjukan maupun edukasi, dalam lingkungan kreatif dan sejuk di tengah keramaian selatan Jakarta.

___________________________________________________________________

 

Untuk mengetahui detail pertunjukan silakan kunjungi sosial media Komunitas Salihara: Twitter @salihara | Instagram @komunitas_salihara | atau hubungi: media@salihara.org

Chairil-banner web

Merayakan Seratus Tahun Kelahiran Chairil Anwar

Merayakan Seratus Tahun Kelahiran Chairil Anwar 
bersama Komunitas Salihara
27 Oktober – 30 Oktober 2022 | Teater & Galeri Salihara

 

Jakarta, 10 Agustus 2022 – Kesusastraan Indonesia tidak akan lepas dari tokoh Chairil Anwar. Sajaknya yang impresif kerap diperkenalkan kepada generasi muda sejak bangku Sekolah Dasar (SD). Karya-karya dari pria kelahiran Medan, 26 Juli 1922 atau tepat seratus tahun yang lalu tersebut juga telah diterjemahkan ke berbagai bahasa seperti Inggris, Belanda, Jerman, Perancis dan lain-lain. 

Kurator Edukasi dan Gagasan Komunitas Salihara, Zen Hae mengatakan bahwa Puisi Chairil Anwar merupakan pencapaian terbaik dalam sastra Indonesia yang menginspirasi perpuisian Indonesia modern di generasi selanjutnya, 

“Puisi-puisi Chairil Anwar adalah pencapaian terbaik sastra Indonesia pada paruh pertama abad ke-20. Ditulis dengan bahasa Indonesia yang modern dan segar, puisi-puisi Chairil Anwar menjadi penanda penting, bahkan semacam “cetak biru”, bagi perpuisian Indonesia modern masa itu dan masa berikutnya, sampai hari ini. Chairil memperbaharui bahasa Indonesia sebagai bahasa sastra, membuat puisi Indonesia masa itu menjadi berbeda dari puisi-puisi sebelumnya atau yang sezaman….”.

Untuk mengenang dan merayakan seratus tahun kelahiran sang penyair, Komunitas Salihara mengadakan program Seratus Tahun Chairil Anwar yang akan dilaksanakan pada 27-30 Oktober 2022 di Teater Salihara dan pameran arsip Aku Berkisar Antara Mereka pada 28 Oktober-04 Desember di Galeri Salihara.  Program Seratus Tahun Chairil Anwar di Salihara akan dimeriahkan oleh sejumlah acara yang berkaitan dengan Chairil Anwar. Mulai dari ceramah, diskusi berseri, debat sastra, pembacaan puisi hingga pameran arsip Chairil Anwar. 

 

Salihara Memperkenalkan Kembali Chairil Anwar Kepada Generasi Muda

Zen Hae menyampaikan bahwa tujuan dari program ini bukan hanya merayakan seratus tahun kelahiran Chairil Anwar sebagaimana yang telah terjadi di banyak tempat, tetapi lebih dari itu, memperkenalkan kembali Chairil kepada khalayak pembaca dan kritikus generasi muda. 

“Program-program di Salihara berusaha menawarkan pertimbangan baru terhadap karya Chairil Anwar. Dalam diskusi dan ceramah akan kelihatan bagaimana sosok seorang penyair bukanlah yang utama, tetapi yang jauh lebih penting adalah bagaimana karya-karyanya sampai kepada kita dalam nuansa dan penafsiran yang baru dan menyegarkan dan itu dilakukan hampir seluruhnya oleh para kritikus sastra generasi terkini.”

Adapun program-program yang dapat disaksikan di Seratus Tahun Chairil Anwar di Komunitas Salihara adalah ceramah yang akan disampaikan oleh Arif Bagus Prasetyo, seorang kritikus sastra dari Denpasar, yang akan menilik pembaharuan Chairil Anwar terhadap puisi berbahasa Indonesia masa 1940-an dan sesudahnya. Selain itu peserta juga bisa mengikuti diskusi berseri yang menampilkan para penulis pemenang Sayembara Kritik Sastra Dewan Kesenian Jakarta 2022 “Modernisme Chairil Anwar”, juga penulis undangan dalam tajuk Chairil Anwar dalam Enam Tilikan

 

Jadwal Acara:

 

Kamis, 27 Oktober 2022 

Ceramah: Modernisme Artistik Chairil Anwar | 19.00 WIB | Teater Salihara
Pembicara: Arif Bagus Prasetyo

 

Jumat, 28 Oktober 2022 

Diskusi Sesi 1: Chairil Anwar dalam Enam Tilikan | 16.00 WIB | Teater Salihara
Pembicara: Royyan Julian dan Laksmi Pamuntjak  | Moderator: Fariq Alfaruqi
Diskusi ini akan menimbang kepeloporan Chairil Anwar dalam khazanah puisi Indonesia modern. Bagaimana sosoknya tumbuh dan lingkungan kesusastraan saat itu mendukungnya? Bagaimana pula ia mengolah tema-tema penting dalam puisinya, misalnya tema maut yang konon disadapnya dari J. Slauerhoff.

Pembukan Pameran: Seratus Tahun Chairil Anwar: Aku Berkisar Antara Mereka | 19.00 WIB | Galeri Salihara
Pameran: 28 Oktober – 04 Desember 2022 | Galeri Salihara
Jam buka: Selasa-Minggu, 11.00-19.00 WIB | Senin dan hari libur nasional tutup.

 

Sabtu, 29 Oktober 2022

Final Kompetisi Debat Sastra: Membandingkan Chairil Anwar dan Penyair Amerika Serikat | 13.00 WIB | Teater Salihara
Acara ini akan menampilkan perdebatan antara kelompok Senja di Pelabuhan Kecil (SMAS Islam Nurul Iman) melawan Kelompok TigaMuda (Binus School Serpong). Keduanya merupakan kelompok dengan makalah terpilih hasil pilihan Dewan Juri. 

 

Diskusi Sesi 2: Chairil Anwar dalam Enam Tilikan | 16.00 WIB | Teater Salihara
Pembicara: Asep Subhan dan Yusri Fajar | Moderator: Dwi Ratih Ramadhany
Diskusi ini akan memperkarakan diksi-diksi kunci yang digunakan Chairil Anwar terkait aspek feminin dalam puisi-puisinya. Juga tentang bagaimana kecenderungan Chairil Anwar dan generasinya memperlakukan alam dalam puisi-puisinya. Apakah benar Chairil dan kawan-kawan tidak mengindahkan alam sebagaimana dituduhkan Sutan Takdir Alisjahbana?

Pembacaan Puisi | 19.00 WIB | Teater Salihara
Sutradara: Ruth Marini 

 

Minggu, 30 Oktober 2022

Diskusi Sesi 3: Chairil Anwar dalam Enam Tilikan | 13.00 WIB | Teater Salihara
Pembicara: Ari Adipurwawidjana dan Eka Ugi Sutikno 
Moderator: Dhianita Kusuma Pertiwi
Diskusi ini akan menimbang kembali modernisme Chairil Anwar, apakah benar Chairil Anwar sepenuhnya modernis dan dari mana ia menyerap modernisme itu. Juga soal bagaimana Chairil mengadaptasi puisi Conrad Aiken jika ditilik dari sudut Studi Penerjemahan.

Diskusi: Modernisme Artistik di Sekitar Chairil Anwar: Seni Rupa dan Arsitektur
16.00 WIB | Teater Salihara
Pembicara: Ari Respati dan Setiadi Sopandi | Moderator: Ibrahim Soetomo
Diskusi ini akan membahas perkembangan modernisme artistik di bidang seni rupa dan arsitektur. Bagaimana modernisme artistik di dua bidang ini berkembangan dan beririsan dengan modernisme artistik di bidang sastra yang memunculkan Chairil Anwar sebagai tokoh penting.

 

Diharapkan bahwa rangkaian program ini dapat memahami lebih dalam terhadap sosok Chairil Anwar itu sendiri.  Kami mengajak peserta untuk bersama-sama menghidupkan kembali sang penyair lewat sajian diskusi, perdebatan, serta pameran arsip akan karya-karya legendarisnya yang akan tetap hidup puluhan tahun ke depan.

 

Tentang Komunitas Salihara Arts Center

Komunitas Salihara Arts Center adalah sebuah institusi kesenian dan kebudayaan yang selalu menampilkan kesenian terkini dari Indonesia dan dunia, baik yang bersifat pertunjukan maupun edukasi, dalam lingkungan kreatif dan sejuk di tengah keramaian selatan Jakarta.

___________________________________________________________________ 

Untuk mengetahui detail pertunjukan silakan kunjungi sosial media Komunitas Salihara: Twitter @salihara | Instagram @komunitas_salihara | atau hubungi: media@salihara.org

budi

Menggali Pengetahuan di Dunia Digital melalui Kelas Filsafat Salihara Putaran Ketiga

Pengampu: F. Budi Hardiman

kelas.salihara.org | Setiap Sabtu, 05, 12, 19, 26 November 2022

 

 

Jakarta, 13 Oktober 2022 – Sukses dengan putaran pertama dan kedua Kelas Filsafat tahun ini, Komunitas Salihara kembali hadir dengan putaran ketiga dengan tajuk Epistemologi: Pengetahuan dan Dunia Digital. Kelas Filsafat Salihara tahun ini membahas kaitan antara kehidupan kita dengan dunia digital dan bagaimana filsafat memandang semua itu. 

Setelah kita membahas aspek antropologi dan etika dalam dua putaran sebelumnya, pada putaran ketiga atau putaran terakhir ini kita akan membahas perihal epistemologi atau bagaimana duduk perkara pengetahuan kita jika dikaitkan dengan dunia digital. Tindak komunikasi kita atau bagaimana cara kita mendapatkan dan memanfaatkan pengetahuan akan ditilik dari berbagai sudut yang terpenting.

Melalui kelas ini kita akan mendapatkan berbagai perspektif pengetahuan dunia digital ditilik dari psikoanalisis Freud, fenomenologi Merleau-Ponty, komunikasi ganda ala Luhmann hingga etika Kantianisme dalam dunia digital melalui pemikiran Jurgen Habermas. Bagi peserta yang belum pernah mengikuti dua putaran sebelumnya, putaran ketiga ini tetap bisa diikuti secara lengkap.

Kurator Edukasi dan Gagasan, Zen Hae mengatakan bahwa Kelas Filsafat Salihara ini diadakan sebagai bagian dari pendidikan alternatif tentang bidang-bidang seni dan pengetahuan yang mungkin tidak bisa kita dapatkan di lembaga resmi atau kampus/sekolah. 

“Kami merancang kelas-kelas yang sebisa mungkin memberikan pengetahuan dan pencerahan baru kepada khalayak. Terutama Kelas Filsafat, ini adalah kelas yang sangat menjanjikan untuk menumbuhkan dan merawat daya kritis kita di tengah dunia yang penuh godaan, bukan hanya kehidupan modern yang kapitalistik-konsumerisme, tetapi juga hasrat beragama yang kelewat merangsek ruang publik sebagaimana terjadi akhir-akhir ini.”

Diharapkan melalui kelas ini peserta bisa menumbuhkan perspektif yang kritis dan memperluas wawasan melalui empat pertemuan yang terbagi sebagai berikut:

 

Freud dan Media Sosial | 05 November 2022 | 13:00 WIB

Kebebasan komunikasi di dunia digital telah mengangkat “id” atau bagian irrasional manusia ke ranah publik yang seharusnya dikendalikan oleh “ego” dan “superego”. Kuliah ini adalah sebuah eksperimen untuk menginterpretasi komunikasi dalam dunia digital dengan psikoanalisis Freud. Bagaimana teknologi digital meningkatkan sekaligus memerosotkan pengenalan kita akan orang lain?

 

Merleau-Ponty dan Perjumpaan Digital | 12 November 2022 | 13:00 WIB

Teknologi digital telah memungkinkan multiplikasi perjumpaan yang tidak tergantung lokalitas tertentu. Sejauh mana perjumpaan digital mendukung pengenalan akan orang lain dan sejauh mana memiskinkan pengenalan itu? Kuliah ini akan menggali ambivalensi epistemis ini.

 

Luhmann dan Sistem Digital | 19 November 2022 | 13:00 WIB

Komunikasi digital membuat kita makin terbiasa dengan komunikasi sebagai sistem. Pandangan Luhmann bahwa bukan orang-orang yang berkomunikasi, melainkan komunikasi berkomunikasi dengan komunikasi banyak menjelaskan apa yang terjadi dalam dunia digital. Kuliah ini akan mendiskusikan hal itu.

 

Habermas dan Demokrasi Digital  | 26 November 2022 | 13:00 WIB

Apakah etika diskursus mengantisipasi moralitas dalam dunia digital? Dapatkah teknologi digital membawa kita kepada kosmopolitanisme yang dicita-citakan pada filsuf Kantian termasuk Habermas? Kuliah ini akan membahas kemungkinan itu tanpa melewatkan tantangan-tantangan realnya.

 

Tentang Pengampu

Budi Hardiman adalah alumnus Hochschule für Philosophie München. Penulis belasan buku filsafat, salah satunya Filsafat Modern (2004) Buku terbaru: Aku Klik maka Aku Ada. Ia kini mengajar di Universitas Pelita Harapan.

 

Tentang Komunitas Salihara Arts Center

Komunitas Salihara Arts Center adalah sebuah institusi kesenian dan kebudayaan yang selalu menampilkan kesenian terkini dari Indonesia dan dunia, baik yang bersifat pertunjukan maupun edukasi, dalam lingkungan kreatif dan sejuk di tengah keramaian selatan Jakarta.

___________________________________________________________________ 

Untuk mengetahui detail pertunjukan silakan kunjungi sosial media Komunitas Salihara: Twitter @salihara | Instagram @komunitas_salihara | atau hubungi: media@salihara.org

Chairil-banner web

Mengenal Lebih Dalam Sosok Chairil Anwar

Mengenal Lebih Dalam Sosok Chairil Anwar 
lewat Ngomong-ngomong Soal: Aku dan Chairil Anwar
Youtube Salihara 

 

Jakarta, 04 Oktober  2022 – Pesona dari penyair Chairil Anwar masih terus menggema bahkan lebih dari 70 tahun pasca-kematiannya. Sajak Chairil telah menjadi pendobrak perkembangan sastra Indonesia. Ia melahirkan karya-karya yang banyak menginspirasi perkembangan seni masa kini seperti film, teater, tulisan dan sebagainya. Untuk merayakan 100 tahun kelahiran sang penyair, Komunitas Salihara hadir dalam Siniar Ngomong-ngomong Soal: Aku dan Chairil Anwar

Siniar yang dipandu oleh Manajer Galeri Komunitas Salihara, Ibrahim Soetomo akan mengajak pendengar untuk bersama mengenal sosok Chairil lebih dalam lewat paparan tokoh-tokoh yang akan menceritakan pengalaman mereka dengan sang legenda. Program ini akan dibagi ke dalam tiga episode dengan jadwal tayang sbb:

Episode 1:  Putri Minangsari | Tayang: 10 Oktober 2022

Pertemuan Putri Minangsari dan karya Chairil Anwar dimulai sejak bangku Sekolah Dasar lewat puisi “Aku”. Puisi tersebut kerap menginspirasi serta menjadi sumber penguatan Putri selama masa remajanya. Episode ini juga akan melihat karya-karya Chairil Anwar yang menjadi pilihan Putri, seorang penari Bali dan penulis yakni; Sia-sia, Doa, Taman, dan Sajak Putih.

Episode 2: Hamzah Muhammad | Tayang: 17 Oktober 2022

Sebagai seorang penerjemah dan penyair, Hamzah banyak menemukan relevansi antara sajak Chairil dengan kehidupan sehari-harinya. Hamzah akan menghadirkan tiga puisi Chairil sebagai sajak pilihan yakni Lagu Biasa, Prajurit Jaga Malam, dan Aku Berkisar Antara Mereka. Bagi Hamzah, ketiga puisi ini memiliki benang merah dengan peristiwa sehari-hari yang ia alami. Siniar ini juga akan memperlihatkan bagaimana pertemuan awal sang penulis buku Hompimpa Alaium Gambreng dengan karya Chairil.

Episode 3: Dewi Anggraeni | Tayang: 24 Oktober 2022

Diskusi dengan Dewi Anggraeni akan menjadi episode penutup dalam Ngomong-ngomong Soal putaran kedua. Sebagai seorang dosen Program Studi Jepang, Universitas Indonesia, Dewi mendalami karya-karya Chairil saat dirinya sedang meneliti hubungan Jepang dan Indonesia di masa Penjajahan Jepang. Dalam pandangan Dewi, karya-karya Chairil yang bertemakan bahari memiliki kesan tersendiri yang berbeda dengan penggambaran wacana laut di sastra-sastra lainnya; seperti karya bertema laut oleh Chairil namun bersudut pandang dari daratan. Sajak-sajak ini bisa dilihat dalam karya Chairil yang berjudul; Buat Album D.S., Kabar dari Laut, Cintaku Jauh di Pulau, dan Senja di Pelabuhan Kecil.

 

Produksi Siniar Ngomong-ngomong Soal: Aku dan Chairil Anwar merupakan bagian dari program Seratus Tahun Chairil Anwar oleh Komunitas Salihara. Acara Seratus Tahun Chairil Anwar akan diselenggarakan pada 27-30 Oktober 2022 menghadirkan beberapa program seperti diskusi, ceramah, kompetisi debat sastra, dan pameran arsip Chairil Anwar yang berlangsung hingga 04 Desember 2022.

 

Diskusi lengkap mengenai Aku dan Chairil Anwar dapat didengar melalui kanal-kanal Komunitas Salihara Spotify, Apple Podcast dan aplikasi NOICE, serta dapat ditonton di  YouTube Komunitas Salihara.

 

Tentang Komunitas Salihara Arts Center

Komunitas Salihara Arts Center adalah sebuah institusi kesenian dan kebudayaan yang selalu menampilkan kesenian terkini dari Indonesia dan dunia, baik yang bersifat pertunjukan maupun edukasi, dalam lingkungan kreatif dan sejuk di tengah keramaian selatan Jakarta.

___________________________________________________________________ 

Untuk mengetahui detail pertunjukan silakan kunjungi sosial media Komunitas Salihara: Twitter @salihara | Instagram @komunitas_salihara | atau hubungi: media@salihara.org

blog-bpupki

Melihat Detik-detik Berdirinya Bangsa Indonesia Lewat Pembacaan Risalah BPUPKI

Zoom Webinar Salihara | 04 Oktober – 22 Desember 2022 

Jakarta, 26 September 2022 – Terbentuknya bangsa Indonesia tidak lepas dari gagasan dan pemikiran para tokoh-tokohnya, seperti Soekarno, Muhammad Yamin, Soepomo, Ki Bagoes Hadikoesoemo, Radjiman dan tokoh lainnya. Gagasan dan pemikiran itu terkumpul dalam risalah dan notulensi sidang Badan Penyelidik Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan (BPUPKI) & Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI). Ibarat Kitab Suci Republik Indonesia, isi naskah ini sangat penting bagi sejarah berdirinya bangsa Indonesia. 

Untuk bisa berempati dan melihat bersama kilasan sejarah di detik-detik kelahiran NKRI tersebut, Komunitas Salihara akan mengadakan program Membaca Kitab yang “Hilang”: Risalah BPUPKI. Program ini akan mengajak peserta untuk bersama-sama aktif membaca risalah dan notulensi dari naskah BPUPKI yang terbagi ke dalam 25 sesi. Menariknya, para peserta dapat memilih tokoh-tokoh bangsa yang ingin mereka perankan mulai dari Soekarno, Muhammad Yamin, Soeroso, Oto Iskandardinata, dan lain sebagainya.

Pengusul program Membaca Kitab yang “Hilang”: Risalah BPUPKI sekaligus kurator sastra Komunitas Salihara, Ayu Utami mengungkapkan bahwa membaca BPUPKI penting untuk dilakukan, karena di dalam risalah dan notulensi ini kita bisa melihat berbagai perdebatan para pendiri bangsa mengenai bentuk, dasar, wilayah, dan ideologi negara serta kedudukan warga negara sebelum akhirnya lahirlah Indonesia yang kita kenal. 

“Ini adalah suatu naskah yang penting tetapi naskah ini tidak pernah dibaca secara umum. Kita bisa melihat dinamika di antara peserta sidang yang sangat manusiawi. Program ini intinya ingin mengajak sebanyak mungkin orang untuk membaca “kitab suci” bangsa Indonesia.”

Acara ini akan rutin dilaksanakan dari 04 Oktober hingga 22 Desember 2022 setiap Selasa dan Kamis pukul 19:00 WIB via Zoom Salihara. Peserta dipersilakan untuk memilih peran yang tersedia di setiap sesinya mulai dari tokoh-tokoh bangsa, narator, atau ingin hadir sebagai pendengar saja. Untuk bisa mengetahui jadwal sesi, peserta bisa melihat di laman kami: Membaca Kitab yang “Hilang”: Risalah BPUPKI

Tidak hanya membaca, peserta juga bisa berdiskusi bersama membicarakan hasil pembacaan terkait temuan-temuan baru yang didapat setelah sesi pembacaan berakhir. Acara ini juga didukung oleh Teater Ghanta sebagai kolaborator.

 

Tentang Komunitas Salihara Arts Center

Komunitas Salihara Arts Center adalah sebuah institusi kesenian dan kebudayaan yang selalu menampilkan kesenian terkini dari Indonesia dan dunia, baik yang bersifat pertunjukan maupun edukasi, dalam lingkungan kreatif dan sejuk di tengah keramaian selatan Jakarta.

___________________________________________________________________ 

Untuk mengetahui detail pertunjukan silakan kunjungi sosial media Komunitas Salihara: Twitter @salihara | Instagram @komunitas_salihara | atau hubungi: media@salihara.org