Obituari Trisutji Kamal

Share on facebook
Share on twitter
Share on whatsapp

Kanjeng Raden Ayu Trisutji Djuliati Kamal, atau lebih dikenal dengan Trisutji Kamal, memadukan musik tradisional dan modern, gamelan dan anasir musik Islami. Ia memainkan musik daerah di Indonesia dengan instrumen Barat. Musiknya yang bernada Islami sangat dipengaruhi oleh pilihan hidupnya dalam menekuni Islam secara intens sejak 1990-an.

Trisutji adalah musikus perempuan pertama yang terjun ke kancah musik Indonesia kontemporer. Kiprahnya dimulai pada 1950-an sebagai pianis. Untuk pertama kalinya ia memainkan piano secara tunggal pada pembukaan Balai Budaya di Jakarta pada 1955. Semula ia belajar piano pada guru piano berkebangsaan Jerman: Dora Krimke dan L. Remmert. Selanjutnya ia menekuni piano dan komposisi pada Henk Badings di Konservatorium Amsterdam, Belanda, di Ecole Normale de Musique, Paris, Prancis, dan Konservatorium Santa Cecilia, Roma, Italia.

Dalam kariernya selama kurang-lebih 60 tahun, Trisutji Kamal telah menggubah kurang-lebih 200 komposisi musik. Karya-karyanya berupa musik opera, musik orkestra, musik kamar, choral, piano solo, musik balet dan musik film. Karya-karyanya yang terpenting, antara lain, opera Loro Jonggrang (1957), Gunung Agung (1963-1970), Menara Masjid Nabawi (1971) dan Prayer of Redemption (2004).

Trisutji Kamal menerima sejumlah penghargaan seni, di antaranya, Bintang Budaya Parama Dharma dari Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pada 2010 dan Anugerah Yayasan Pendidikan Musik pada 2012.

Pada Minggu dini hari (21/3) ia berpulang di Jakarta pada usia 84 tahun. Indonesia kehilangan salah satu komponis musiknya yang terbaik. Selamat jalan, Trisutji Kamal

Shopping Basket

Berlangganan/Subscribe Newsletter