Manusia Indonesia dalam Warisan Relief Era Bung Karno
KARYA seni adalah salah satu bagian yang bisa membantu kita untuk melacak bagaimana kondisi atau sejarah suatu bangsa dibentuk. Salah satunya dapat kita temukan dalam karya seni rupa, seperti mural, mozaik, lukisan, hingga relief. Presiden pertama Indonesia, Sukarno memiliki kedekatan dengan perupa Indonesia. Sukarno juga mengoleksi sejumlah karya seni rupa seperti lukisan dan patung di Istana Negara. Pada masa pemerintahannya, sekitar akhir 1950-1960-an, sejumlah perupa seperti S. Sudjojono, Trubus Soedarsono, Harijadi Sumadidjaja, Surono, mengerjakan sebuah proyek relief yang tersebar di Bali, Sukabumi, Jakarta, dan Yogyakarta.
Relief yang mereka kerjakan pada era Sukarno, beberapa jejaknya masih bisa kita temukan. Meski tak semuanya memiliki kondisi yang baik dan terawat.
Penemuan harta karun Sarinah
Pada 2021 di pusat perbelanjaan Sarinah, Jakarta Pusat, ditemukan relief yang diperkirakan berusia 50 tahun. Relief itu sepanjang 12 meter dengan tinggi tiga meter, dan terbuat dari beton bertulang. Sosok petani dan nelayan tergambar dalam relief tersebut, lengkap dengan adegan aktivitas perdagangan seperti di pasar. Meski relief ini sudah direstorasi dan kini kita bisa menyaksikannya di lantai dasar Sarinah, hingga saat ini belum diketahui siapa seniman yang membuat relief tersebut. Sarinah dibangun pada 1962 dan saat itu Indonesia sedang dalam tahap pembangunan setelah kemerdekaan. Sarinah juga menjadi simbol cita-cita kemajuan ekonomi dan modernisasi di Indonesia.
Jejak “Manusia Indonesia”
Pada 1957, Sukarno meminta beberapa perupa Indonesia untuk membangun relief di Bandara Kemayoran, Jakarta—bandara internasional pertama di Indonesia. Perupa yang membuat desain untuk relief tersebut adalah S. Sudjojono, Harijadi Sumadidjaja, Soerono, dan Seniman Indonesia Muda (SIM). Masing-masing relief tersebut memiliki tema kesejarahan. S. Sudjojono mendesain “Manusia Indonesia” dengan panjang 11,53 meter dan tinggi 2.10 meter. Soerono mendesain “Balada Sangkuriang” dengan panjang 13,56 meter dan tinggi 2,1 meter. Harijadi Sumadidjaja mendesain “Flora dan Fauna Indonesia” dengan panjang 9.6 meter dan 2,1 meter. Pada masanya, relief itu semestinya berada di lantai 1 dan lantai 2 ruang VIP Bandara Kemayoran sebagai tempat Sukarno menyambut para tamu negara. Namun di hari ini, kita tidak akan menemukan secara utuh relief tersebut, sebab bandara Kemayoran telah lama ditinggalkan dan terbengkalai, beberapa adegan reliefnya bahkan terbobol.
UNTUK menelusuri relief apa saja yang dikerjakan pada era Sukarno, Komunitas Salihara menyelenggarakan pameran Relief Era Bung Karno yang bisa dikunjungi hingga 09 Juni 2024. Selain untuk mengapresiasi karya-karya relief perupa Indonesia di masa Sukarno, pameran ini membawa kita pada arsip-arsip tentang seperti apa sketsa awal relief yang dikerjakan oleh Sudjojono, Harijadi Sumadidjaja, Soerono dan lainnya. Kita masih bisa melihat seperti apa rancangan relief untuk bandara Kemayoran dan seperti apa sisa jejaknya sekarang. Kita juga akan kembali menengok seperti apa awal mula ditemukannya relief Sarinah, dan barangkali setelahnya kita akan menyisihkan waktu untuk mengunjungi keberadaan relief-relief tersebut.